Kamis, 9 Juli 2009

Pemanfaatan Energi Di Farm

Kondisi peternakan yang masih didominasi peternakan rakyat atau yang berskala kecil tetap harus mendapatkan sentuhan teknologi. Baik teknologi yang sederhana atau yang mudah diterapakan maupun teknologi yang sudah berkembang sejak lama.

Demikian di katakan Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman dalam kunjungan kerjanya ke peternakan di Jawa Barat beberapa hari yang lalu. "Di Departemen  kami banyak sekali teknologi yang bisa dikembangkan dan sebagaian besar masih dalam skala laboratorium dan laporan perpustakaan. Oleh karena itu, merupakan kesempatan bagi kami untuk menggeser hasil-hasil itu masuk ke dunia nyata,” jelasnya.

Namun demikian, tambah Menteri, pihaknya tidak akan secara extrem memulainya, tapi melihat dulu hingga teknologi itu benar-benar bisa bermanfaat bagi peternak. Selain itu, sebelum menerapkan teknologi dan hasil risetnya, pihak Ristek akan membentuk tim dan akan selalu menyurvey kondisi riel yang ada di lapangan. “Kami akan kaji dan yang mana teknologi yang bisa diterapkan dan bisa dimanfaatkan di lokasi tersebut,” katanya.

Dalam acara itu Menteri mengunjungi tiga unit usaha peternakan yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam program farm stay di Fakultas peternakan Universitas Padjajaran di Jatinagor, Unit usaha peternakan sapi potong yang dikelola oleh sarjana peternakan yang masuk dalam program SMD (sarjana Membangun Desa) Cupu Mandiri dan Peternakan sapi dan domba yang dikelola oleh PT Citra Agro Buana Semesta (CABS).

Saat mengunjungi farm stay yang di kelola mahasiswa peternakan Universitas Padjajaran (Unpad) yang tergabung dalam Cattle Buffalo Club. Menteri menegaskan, sistem dan pola kerjasama yang dilakukan sudah bagus. “Farm stay sebaiknya juga dilaksanakan di tempat lain karena akan memberikan pengalaman kewirausahawanan pada mahasiswa, dan nantinya bisa memberi nilai tambah bagi lulusannya dan menumbuhkan wirausahawan baru dan mendukung pembangunan peternakan sapi,” jelasnya.

Selain itu, Menristek berharap Unpad tidak hanya membuat pengelolaan kandang terbuka saja tapi juga kandang setengah tertutup (semi closed house). Juga melakukan kerjasama dengan lembaga lain dalam memanfaatkan teknologi di farm. Karena farm yang sudah terbangun ini bisa memanfaatkan dan menggunakan teknologi di bidang energi khususnya listrik yang memanfaatkan tenaga surya. “Dengan menggunakan tenaga matahari, kita bisa mendapatkan energi yang murah dan nantinya bisa dimanfaatkan peternak lain sehingga mereka bisa menikmati hasilnya secara optimal,” kata Kusmayanto.

Sedangkan pada keunjungannya ke peternakan sapi potong yang dikelola yayasan Cupu Mandiri. Menteri berharap Ristek dalam penerapannya bisa dimanfaatkan di mana saja. “Kita sebenarnya sudah banyak belajar dari kearifan lokal sebagai contohnya tempat ini dengan memanfaatkan kearifan lokal dan teknologi perbibitan, teknologi kandangnya, dan pemanfaatan pakan berbahan baku lokal,” katanya.

Di sini, tambahnya, juga sudah memanfaatkan penggunaan gas metan untuk sumber energi dan teknologinya pun sederhana. “Paling tidak usaha ini nantinya bisa dimanfaatkan di tempat lain,” tandanya.  Menteri juga terus mengupayakan pengawasan dan bimbingan teknologi untuk lebih diintensifkan oleh instansi terkait.

Selain itu, Menteri juga melihat secara langsung proses pembuatan konsentrat berbahan baku lokal seperti onggok, gaplek, tetes tebu, kopra dan lain sebagainya. “Dengan bisa memanfaatkan bahan ini maka bisa menekan ongkos produksi pakan yang mahal sehingga ketersedian pakan yang ekonomis bisa di dapat,” katanya.

Bahkan mesin yang digunakan untuk mengolah pakan sapi ini merupakan hasil rancangan sendiri. Menurut Yudi Guntara selaku pemiliki PT CABS, mesin buatan sendri ini bisa memasok pakan untuk seluruh populasi ternak sebanyak 5700 ekor sapi potong, sapi potong lokal 256 ekor, perbibitan sapi perah Frisian Holstein 70 ekor.

Sayangnya, kata Menteri, kotoran ternak sapi  di PT CABS belum diolah menjadi biogas atau pupuk organik dan hanya ditampung dalam  kolam penampungan. “Sebaiknya kotoran ini dimanfaatkan menjadi biogas atau dimanfaatkan sebagai energi listrik sehingga akan mengefiseinsikan biaya operasional penggunaan listrik yang selama ini digunakan di sini dan juga sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan dan pemanasan global,” kata Kusmayanto.     

Tri Mardi Rasa

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain