Ir. H. Teguh Boediyana, M.Sc. terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Harian DPP Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) 2009-2014 pada Munas VII di Solo (19-20/5). Munas yang dibuka Gubernur Jateng Bibit Waluyo ini juga menetapkan Dr. Ir. Rochadi Tawaf, MS sebagai Sekjen PPSKI.
Menurut Teguh, tantangan PPSKI dalam kontribusinya mencegah penyakit hewan menular, khususnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) saat ini semakin besar. Hal itu berkait dengan disahkannya UU Peternakan dan Kesehatan Hewan pada 12 Mei lalu yang mengakomodasi importasi produk hewan segar dengan sistem zona, bukan country base lagi, pada Pasal 59 ayat 2. “PPSKI mendesak pemerintah meninjau kembali keputusan politik yang dituangkan dalam UU Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang mengubah kebijakan dari country based ke zone based dalam pemasukan hewan atau produk hewan ruminansia,” tegasnya.
PPSKI, menurut Rochadi Tawaf, akan mengawal berbagai peraturan penjabaran UU tersebut, termasuk Permentan dan SK Dirjen Peternakan. Apabila peraturan yang lahir tidak membahayakan sistem kesehatan hewan nasional, UU tersebut belum akan diuji-materikan ke Mahkamah Konstitusi. Namun, apabila peraturan di bawahnya cukup riskan dampaknya terhadap penularan penyakit hewan, pihaknya akan mengupayakan pembatalan pasal tersebut ke MK.
PPSKI juga mendesak pemerintah mendata ulang populasi dan peternakan sapi potong serta sapi perah untuk mendapatkan data yang valid agar berbagai program tepat sasaran. Organisasi ini pun minta pemerintah mendampingkan program pencapaian swasembada tanaman pangan dengan peternakan guna memenuhi kecukupan pupuk organik sekaligus penambahan populasi ternak.
Faiz Faza (Yogyakarta)