Mesir, Burkina Faso, dan Bolivia menjadi anggota baru negara pengadopsi tanaman transgenik pada 2008. Ketiganya melengkapi 22 negara yang konsisten menanam produk rekayasa genetika (PRG) ini. Masing-masing membuka areal 700 ha untuk jagung Bt, 8.500 ha untuk kapas Bt, dan 600 ribu ha bagi keledai toleran herbisida.
Begitu laporan International Service for Acquisition of Agri-Biotech Application (ISAAA) yang dibacakan Dr. Randy Huatea, Koordinator Global SouthEast Asia Center ISAAA di Jakarta (17/2). Kini total jumlah petani penanam PRG di seluruh dunia sebanyak 13,3 juta orang dari 25 negara dengan luas tanam 125 juta ha, meningkat 10,7 juta ha dibandingkan 2007.
Bambang Purwantara, Direktur SEAMEO Biotrop, Bogor, dalam acara “Status Global Aplikasi Tanaman Biotek 2008” tersebut mengatakan, teknologi transgenik belum bisa dinikmati petani Indonesia karena sejumlah hal. Antara lain, kacaunya koordinasi lintas departemen dan mandeknya pembentukan komisi keamanan hayati yang baru.
Selamet Riyanto