Senin, 2 Maret 2009

Sistem Monitor Online Cegah Mati Massal

Sekarang, data terkini sepanjang waktu bukan lagi masalah. Dengan sistem monitor  online, parameter kualitas perairan dapat diketahui tanpa harus melakukan sampling air yang merepotkan.

Perairan umum bersifat multifungsi sehingga seringkali menimbulkan masalah yang cukup kompleks. Salah satunya adalah penurunan kualitas air akibat cemaran rumah tangga, industri, maupun sisa pakan pemeliharaan ikan di dalam keramba jaring apung (KJA). Kondisi ini menjelma menjadi musibah tatkala terjadi over turn, yakni naiknya air dasar yang banyak mengandung bahan organik ke air bagian atas.

Akibatnya, ribuan ton ikan mas yang dibudidayakan petani mati seketika dan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Hal itu berulangkali terjadi di Waduk Cirata dan Jatiluhur, Jabar, serta kali yang pertama di Danau Maninjau, Sumbar, 2 Januari lalu. Peringatan dini yang merujuk pada data kualitas air dapat digunakan untuk mengantipasi kerugian yang lebih besar. 

Peringatan Dini

Menurut Gadis Sri Haryani, Direktur LIPI Limnologi, Cibinong, Bogor, sistem  monitor online ini digunakan untuk mendapatkan data yang kontinu pada saat itu juga. “Kalau ke lapangan, kita harus ngambil sampel dulu dan menganalisis di laboratorium dulu. Itu ‘kan datanya tidak seketika. Dengan sistem ini, kita harapkan bisa mendapatkan data terbaru dan seketika,” jelas Gadis.

Parameter kualitas air yang akan diukur ditentukan berdasarkan keperluannya, misalnya untuk pengelolaan lingkungan dan budidaya ikan. Parameter kualitas untuk budidaya ikan, misalnya oksigen terlarut yang penting buat ikan, kemudian temperatur, pH, dan kecerahan. “Dengan melihat data kualitas air tersebut, kita bisa melihat trennya,” lanjut Gadis.

Dengan kondisi cuaca yang tidak terlalu berangin atau tidak ada gerakan air, massa air danau temperaturnya terstratifikasi masih bisa stabil. Namun, begitu angin bertiup, massa air kemudian berputar. “Nah, pada saat itu kita sudah harus sudah hati-hati karena bisa terjadi turn over,” Gadis wanti-wanti.

Jadi, sistem ini berfungsi sebagai peringatan dini (early warning) sebelum ditindaklanjuti oleh petani ikan, misalnya memanen atau memindahkan ikannya ke tempat yang lebih aman. Dengan menggunakan sistem monitor online, kondisi kualitas air danau dan waduk dapat dipantau sehingga tanda-tanda terjadinya over turn bisa diketahui. Selain di Situ Cibuntu, Cibinong, Bogor, yang merupakan stasiun penelitian LIPI Limnologi, alat ini juga sudah dipasang di Danau Limboto, Gorontalo.

Seharga Rp1 Miliar

Perangkat sistem monitor online terdiri dari tiga bagian, yakni hardware, software, dan intepretasi data. Sumber energi (catudaya) berasal solar cell atau listrik, sedangkan penyimpanan data menggunakan logger dan server. Piranti yang merupakan produk penelitian aplikatif para peneliti di LIPI Limnologi ini pun menggunakan sejumlah sensor untuk menangkap parameter kualitas yang diinginkan.  

Sensor yang terhubung dengan lodger atau server yang dapat membaca dan menyimpan data. Dengan sistem komunikasi (GSM atau CDMA), data ini kemudian ditransfer ke komputer milik work station,  handphone pengawas danau, petani, atau peneliti. Dengan begitu, parameter air dapat diketahui segera dan pemangku kepentingan di wilayah perairan tersebut lalu menginformasikan kepada para petani ikan jika diperlukan.

Terkait dengan jenis kualitas air yang dapat dipantau, Gadis menyatakan hal itu sangat bergantung ketersediaan sensor di pasaran. Menurutnya, masih ada sejumlah parameter yang harus dianalisis di laboratorium. Untuk mendapatkan satu perangkat sistem monitor online ini membutuhkan dana sekitar Rp1 miliar. Ini di luar harga sensornya yang seharga Rp8 juta—Rp9 juta per parameter dan biaya perawatan. Masih jauh lebih murah dibandingkan kerugian akibat over turn di Danau Maninjau misalnya, yang mencapai Rp150 miliar.

Enny Purbani T.

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain