Rabu, 31 Desember 2008

Penyakit Zoonosa Akibatnya Melebihi Perang

Beberapa tahun terakhir perkembangan penyakit zoonosa menjadi tanda akan hadirnya ancaman mematikan bagi manusia. Oleh karena itu jika penyakit ini tidak dikendalikan secara komprehensif maka perubahan pola zoonosa dapat terus muncul dan menyebar lintas batas wilayah. Kondisi inilah yang membuat dunia khawatir. Beberapa fakta menunjukkan, zoonosa berpotensi merugikan jauh lebih besar jika dibandingkan kerugian akibat peperangan.

Hal ini mengemuka dalam seminar ”Konsep One Health dalam Rangka Penanggulangan Penyakit Zoonosis” yang diselenggarakan untuk memperingati HUT Ke-3 Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) di Bogor, Sabtu (20/12).

Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Bagus Purmajaya mengatakan, dari aspek kesehatan masyarakat, deteksi dini wabah penyakit hewan dengan mengetahui potensi zoonotik dapat dilakukan dengan menggunakan tolok ukur angka morbiditas dan mortalitas. Deteksi dini penting dalam pengendalian penyakit, termasuk zoonosis.

Bagus menungkapkan, seperti yang terjadi di Bali bebera waktu lalu, untuk mencegah makin merebaknya wabah rabies, Dinas Peternakan Bali telah melakukan vaksinasi massal selama dua hari, Sabtu dan Minggu. Agar rabies sedapat mungkin dicegah dan tidak makin meluas.

Menurut Prof DR. Dr. Nasrin Kodim, MPH, saat ini ada sekitar 300 penyakit yang berasal dari hewan yang dapat menular ke manusia. Sebagian besar berpeluang menjadi wabah di suatu negara. Seperti rabies, antraks, BSE, SARS, flu burung, serta penyakit mulut dan kuku (PMK).

Penyakit ini membuat kita harus berpikir ulang untuk mengabaikannya. Contoh kasus yang mengemuka pada November 2008 di Bali yang dilaporkan 4 orang meninggal akibat rabies. Ini menunjukkan, keberadaan zoonosis meningkat dari waktu ke waktu dan seiring waktu semakin banyak korban yang diakibatkannya, sehingga kita memerlukan strategi dalam menghadapi zoonosis

Sementara itu, Kasubdit Zoonosis Dit PP. BB Ditjen PP & PL Departemen Kesehatan RI Drh.Wilfried Purba mengatakan, tak banyak yang tahu, dari 130 penyakit baru di Indonesia sebanyak 75 persen diantaranya berasal dari hewan (zoonosis).

Wilfred menambahkan, diantara beberapa penyakit zoonosis yang mendapatkan penanganan prioritas adalah flu burung (Avian Influenza), rabies, antraks, pes, leptospirosis, taeniasis. Pengertian zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan secara alamiah antara manusia dan hewan domestik atau satwa liar.

Satu tindakan yang bisa diambil untuk untuk penanganan penyakit zoonosa tersebut adalah Surveilans Epidemiologi atau semacam kegiatan analisis secara sistematis dan dilakukan secara terus menerus terhadap penyakit atau masalah kesehatan. ''Agar dapat dilakukan tidakan penanggulangan secara efisien melalui proses pengumpulan atau pengolahan data,'' katanya.

Sedangkan Ketua Badan Pengurus CIVAS Tri Satya Putri Naipospos, dalam paparan makalahnya mengatakan, zoonosis yang muncul pada dekade ini telah menciptakan suatu pemandangan baru dalam melihat dunia. “Munculnya penyakit-penyakit baru diprediksi kemungkinan akan terus meningkat,” jelasnya.

Dalam konteks organisme sebagai agen penyakit, diidentifikasi ada 1.415 spesies yang mampu menular ke manusia, terdiri atas 217 virus dan prion, 538 bakteri dan rickettsia, 307 jamur, 66 protozoa, serta 287 jenis cacing. Dari 1.415 spesies itu, sebanyak 868 diklasifikasikan sebagai agen penyebab zoonosis dan 175 spesies patogen diasosiasikan dengan penyakit baru. Dari kelompok 175 patogen yang baru muncul ini, 132 adalah agen penyebab zoonosis.

Tri Mardi Rasa

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain