Senin, 21 Januari 2008

H. Ajat Darajat Benteng Peternak Rakyat Kecil

Hanya mengandalkan saling percaya dan asas kekeluargaan, kerjasama kemitraan dengan ratusan peternak berskala kecil ternyata bisa berlangsung selama 27 tahun. 

 

Di bawah bendera Naratas Poultry Shop (PS), sejak 1980 Ajat Darajat, demikian inti kemitraan itu, berkomitmen membantu memajukan peternakan ayam ras rakyat di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis, Jabar. Komitmen tersebut datang dari kemafhumannya bahwa modal usaha yang dimiliki peternak kecil tidak seberapa sehingga  bila tidak dibantu, mereka sulit mengembangkan usaha.

Atas dasar itu, suami Hj. Entin Sumartini ini mengajak para peternak bermitra dengannya dalam membudidayakan ayam ras pedaging. Berbeda dengan kebanyakan sistem kemitraan unggas lainnya, pola usaha yang diterapkan Ajat lebih menekankan kepada asas kekeluargaan. Peternak plasma tidak perlu memiliki agunan dalam bentuk apa pun. “Sekalipun tanpa KTP, yang penting dapat dipercaya, mereka bisa menjadi peternak Naratas,” ungkap Ajat saat berbincang dengan AGRINA di rumahnya di Cikoneng, Ciamis. 

Seluruh kebutuhan sarana produksi peternakan (sapronak), seperti pakan, DOC (anak ayam umur sehari), dan obat-obatan dipasok oleh Naratas dengan sistem kredit. Peternak hanya menyediakan kandang kapasitas 1.000—5.000 ekor, tenaga, dan peralatan. Supaya usaha peternak sukses, PS ini menyediakan 8 orang tenaga pembina profesional.

 

Tak Dibayangi Utang

Sebagai inti, Naratas menjamin pasar hasil panen dari para peternak yang dibeli di atas titik impas (BEP). Bila terjadi kerugian atau musibah, peternak tidak dibayang-bayangi lilitan utang lantaran seluruh risiko ditanggung pihak inti. Bahkan, kalau peternak mengalami rugi akibat gagal panen, atau indeks prestasinya (IP) jelek, ia masih diberi subsidi Rp400—Rp500/ekor. “Mereka ‘kan kerja dan mengeluarkan biaya untuk membeli sekam serta minyak tanah,” kilah pria kelahiran Ciamis 1949 ini. Subsidi silang, lanjut dia, harus ada lantaran sejago-jagonya sistem pengelolaan diterapkan, masih ada 10% peternak yang prestasinya kurang bagus.

Sebaliknya, jika IP dan harga pasar bagus, peternak juga mendapat bonus. Dalam kondisi mulus, setiap peternak memperoleh keuntungan Rp1.200—Rp1.500/ekor. Kenyataan ini dibenarkan Ahmad Sopwan, peternak mitra Naratas di Desa Ciherang, Linggasari, Ciamis. Dari populasi 1.500 ekor broiler, Iwan, begitu  sapaannya, mendapat keuntungan rata-rata Rp1.000/ekor/siklus pemeliharaan (35 hari). “Selama bermitra dengan Naratas tidak ada istilah rugi,” ungkap peternak yang sudah bermitra sejak 1997 itu.

Dalam hitungan bisnis murni, sistem usaha yang dijalankan Ajat sangat berisiko. Tengok saja, nilai sapronak yang beredar di peternak mitranya sekitar Rp5 miliar—Rp6 miliar/bulan. Sebab, ayam yang diusahakan para peternak beragam, mulai umur sehari sampai siap panen.  Setiap minggu, Naratas membuat program pemasukan anak ayam (chick in) ke peternak 1.200—1.500 ekor. Untuk 1.000 ekor saja, nilai kredit sapronaknya sekitar Rp13 juta—Rp14 juta.

Berkat jalinan kekeluargaan yang erat, sampai saat ini belum ada peternak yang neko-neko. Sebaliknya, peternak justru merasa nyaman lantaran kontinuitas usahanya terjamin. Contohnya, ada beberapa peternak yang terus bermitra selama 25 tahun. Demikian pula dengan para bandar ayam yang dipasok Naratas, hingga sekarang tetap setia bekerja sama.

Dari 854 peternak mitra, setiap bulan kini Naratas memproduksi 500 ribu—600 ribu ekor ayam pedaging. Dari jumlah itu, 70% ayam jantan pedaging (petelur jantan) dan sisanya broiler. Oleh bandar ayam, produksi itu dipasarkan di Ciamis, Tasikmalaya, Bandung, dan Jakarta.

Berani dan Fokus

Berdasarkan pengalamannya selama ini, Ajat berpendapat, bisnis ayam ras 70% gambling. Selain rentan penyakit, harga daging ayam ras juga fluktuatif. Setelah dipelihara 35 hari, tidak ada seorang pun yang tahu harga jualnya berapa. Namun, keberanian tinggi, perjuangan keras, serta fokus mengantarkan pria berusia 59 tahun ini menjadi pengusaha sukses. “Selain keberanian dan fokus, pengusaha itu harus memiliki talenta, wawasan luas, jiwa entrepreneur, dan tidak boleh bohong maupun salah,” imbuhnya. Kesuksesannya itu paling tidak terlihat dari rumah besar nan mewah yang ditempatinya beserta koleksi beberapa kendaraan mahalnya.

Pria yang cuma berpendidikan kelas 1 STM itu memulai langkahnya pada 1980 dengan berjualan pakan ayam, DOC, dan memelihara 200 ekor ayam ras petelur yang diperolehnya dari PS besar. Sehari bisa laku 200 kg pakan dan 1—2 boks (100—200 ekor) DOC. Ia juga membantu memasarkan hasil panen. “Peternak ada yang beli kontan, ada pula yang ngutang dulu. Akhirnya saya putuskan, semua dikreditkan,” tandas pensiunan mantri hewan ini.

Sampai 1997, sebelum krismon, peternak mitranya mencapai 1.000 orang. Namun ketika krisis, kembali ia terpukul lantaran harga sapronak naik berlipat. Sementara daya beli masyarakat anjlok. Pada 1999, Naratas bangkit lagi dan mampu memproduksi 400 ribu ayam siap potong/bulan.

 

Dapat Dipercaya

Awal tahun lalu, Ajat mengaku menelan kerugian hingga Rp3,5 miliar. Penyebabnya, harga ayam jatuh menjadi Rp3.000—Rp4.000/kg. Padahal biaya produksi waktu itu Rp7.500/kg. “Kita harus punya nyali dan keberanian hingga titik darah penghabisan untuk meneruskan usaha,” paparnya. Soal investasi, lanjut dia, bisa diperoleh dari tabungan, pinjaman bank, atau minta bantuan pemasok sapronak. Dibantu 60 karyawannya, sampai sekarang Ajat tetap eksis di bisnis perunggasan. “Da akang mah teu bisa leupas tina hayam (saya tidak bisa lepas dari usaha ayam),” tandasnya sambil tetawa.

Di mata pabrikan dan perbankan, Ajat termasuk sosok pengusaha yang sangat dipercaya. Beberapa bank, seperti Mandiri, BCA, BRI, BNI, maupun Bank Jabar, memasukkannya sebagai nasabah prioritas. Bahkan, saat perunggasan luluh-lantak oleh flu burung pada 2002—2003, oleh Mandiri dan BNI, Ajat dianugerahi “the best costumer”. Pun oleh pabrikan pakan seperti Japfa Comfeed, Charoen Pokphand, maupun CJ Feed, Ajat dipasok sapronak dalam jumlah tak terbatas. Kini pelopor pengembangan ayam ras di Ciamis dan Tasikmalaya ini menjadi pengayom dan pemersatu peternak rakyat, dan dinobatkan sebagai Penasihat Kerukunan Peternak Ayam Priangan Timur.

Dadang WI

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain