Rabu, 26 Desember 2007

Peluang Bisnis 2008

Agribisnis bisa berperan besar terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Tapi usaha strategis ini masih menghadapi masalah yang menghambat pengembangannya. Tengok saja segudang persoalan yang dihadapi usaha tani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, maupun perikanan.

 

Secara umum, dari setumpuk hambatan tersebut di antaranya adalah kurang tersedianya bahan baku sarana produksi. Sehingga masih harus mengimpor yang menyebabkan biaya produksi tinggi. Berikutnya, iklim investasi yang belum kondusif bagi para investor. Hal ini menyangkut proses perizinan yang lama dan berbelit, kurangnya sarana dan prasarana jalan dan transportasi, serta tidak adanya penegakan hukum yang ketat.

 

Di samping itu, kenaikan harga BBM telah menyebabkan meningkatnya biaya produksi. Demikian pula soal modal, masih terbatas, sehingga menghambat pengembangan usaha. Ditambah lagi kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Khusus komoditas peternakan dan perikanan, mewabahnya penyakit di beberapa daerah pun menjadi kendala serius.

 

Walaupun masih dililit permasalahan, tahun ini agribisnis menyumbang 4,3% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Pemicunya antara lain melonjaknya produksi padi dan jagung, serta naiknya harga komoditas ekspor pertanian.

 

Tahun depan, agribisnis tetap mempunyai peluang untuk dikembangkan. Salah satu sebabnya, Indonesia masih memiliki keunggulan kompetitif biaya input. Oleh sebab itu, pemerintah dituntut lebih serius untuk menjadikan agribisnis sebagai prioritas utama pembangunan nasional, melalui regulasi-regulasi yang tepat dan berpihak.

 

Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 3 Edisi No. 68 yang terbit pada Rabu, 26 Desember 2007.

 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain