Sari Wahyuni Tetap Fokus ke Anggrek
Walaupun tanaman hias seperti anthurium, aglonema, dan adenium telah menjadi buah bibir di kalangan konsumen, Sari Wahyuni atau Bu Ari ternyata bergeming untuk beralih dari anggrek ke tanaman hias tersebut. Ia tetap konsisten menekuni bisnis anggrek sejak 7 tahun lalu.
Pemilik “Anggrek Solo” itu sangat yakin anggrek tetap akan memberikan keuntungan, walaupun secara bisnis anggrek memang tidak sefantastis adenium, aglonema, dan anthurium. Di bisnis anggrek, harga jual tidak terlalu tinggi, tapi tidak pernah jatuh. “Selama saya menggeluti tanaman anggrek, harga tidak pernah turun, walaupun dihantam publikasi booming-nya tanaman hias lainnya. Malah, harga anggrek sangat stabil,” kata wanita kelahiran 1967 ini.
Puteri Solo ini menambahkan, peningkatan harga anggrek kisaran Rp.1.000—Rp.2.000 per pot. Kenaikan harga ini lantaran anggrek tidak mudah rontok, warnanya indah, dan daya tahannya cukup lama, 2 minggu sampai satu bulan, bahkan jika perawatannya baik bisa mencapai 3 bulan.
Rentang harga anggrek sangat bervariasi. Untuk anggrek spesies sangat tergantung kelangkaannya. Yang sangat langka mencapai Rp3 juta—Rp5 juta per tiga batang. Sedangkan yang tidak terlalu langka sekitar Rp150 ribu—Rp300 ribu.
“Saat ini mampu menjual minimal 300—400 pot per bulan dari koleksi 10 jenis silangan yang kami miliki,” kata Sari. Total omzet yang didapatnya minimal Rp10 juta—Rp15 juta per bulan, dan maksimal mencapai Rp20 juta—Rp25 juta per bulan.
Yan Suhendar
Wied Setia Sanjaya
Untung Jual Bibitan dan Anakan
Bagi Wied Setia Sanjaya, pemilik Sawah Hijau Nusery, Gambiran di Prigen, Pasuruan-Jatim, anthurium benar-benar telah memberikan keuntungan. Ia merasakan nikmatnya berjualan tanaman hias ini dalam bentuk bibit dan anakan dibandingkan Anthurium dewasa maupun indukan. Menurut alumnus Unibraw ini, dengan mampu membuat bibit dan anakan sendiri, harga berapa pun tetap menguntungkan.“Jadi nggak masalah harga naik atau turun, saya tetap untung,” tandasnya.
Berawal dari hobi, pada 2001—2002 Wied memiliki berbagai jenis anthurium, di antaranya Anthurium ”Liku Cinta” dan “Gelombang Cinta”. Ia baru serius menekuni tanaman hias ini dua tahun silam. Kala itu modalnya hanya Rp150 ribu untuk pembelian indukan kedua jenis anthurium tersebut. Begitu anthurium mengalami booming, ia ikut menangguk keuntungan. “Ya, pemasukan sebulan kurang lebih sekitar Rp50 juta,” bebernya. Ini didapatkannya dari penjualan sekitar 500 pot.
Ia menuturkan, Anthurium “Liku Cinta” koleksinya pernah ditawar Rp3 juta per pot, sedangkan calon indukannya yang bertongkol satu dua sudah ditawar pula Rp30 juta. Lebih gila lagi ada yang mau menukarnya dengan mobil Xenia, dan ditambah uang Rp10 juta. “Tapi saya tidak berikan karena ini memang bunga pertama dan jadi modal dasar saya,” katanya. Ia juga mengaku penah mendapatkan keuntungan sebesar Rp30 juta sekali transaksi.
Yan Suhendar, Indah RP