Selasa, 4 Desember 2007

Tips Memulai Usaha Tanaman Hias

Berkembangnya bisnis tanaman hias menuntut pelakunya menerapkan strategi jitu supaya dapat memenangkan persaingan.

 

            Sugeng Haryono, Ketua Gapoktan Sekar Indah di Kota Batu, Jatim, mengutarakan, untuk membuka usaha tanaman hias ia memulai dengan mempelajari jenis tanaman yang akan diusahakan dan menentukan lokasi usaha. “Lokasi usaha merupakan hal utama yang harus dipikirkan sejak awal,” ungkap pria 40 tahun ini. Lalu menentukan jenis usaha: rental tanaman, lansekap, budidaya, atau perdagangan. Kunci selanjutnya, mengetahui tren pasar, serta menggali inovasi dan kreativitas.

 

Pahami Karakter

            H. Irwansyah, pemilik Nurseri Roemah Daun di Jakarta mengungkap, saat pertama menerjuni tanaman hias ia sungguh-sungguh memahami karakter usaha, baik karakter tanamannya maupun karakter pasar. Setelah itu ia menentukan pilihan unit usahanya. Untuk  menjadi pembenih, maka harus mampu menghasilkan benih-benih yang benar-benar bagus.

Kalau hanya berdagang anakan, jumlahnya jangan terlalu banyak, yang penting kualitasnya bagus. “Hal ini untuk menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen sehingga bunga yang dijual itu punya nilai unik dan bermutu bagus,” papar Irwansyah. Kecuali itu, ia juga mengedukasi pelanggan baru tentang rincian cara perawatan tanaman.

            Sedangkan Wied Setia Sanjaya, pemilik Sawah Hijau Nusery Gambiran, Pasuruan, Jatim, menerapkan strategi pengaturan siklus penjualan. Ketika jumlah bibit banyak sekali, tidak seluruhnya dijual. Disisakan separuh untuk dibesarkan sedikit lagi. Setelah ada bibit lagi, barulah anakan yang dibesarkan tadi dijual, walaupun tidak semuanya. “Jadi siklusnya bertahap. Dengan tidak kita jual semua, jika usaha berkembang terus, sebagian dapat dijadikan induk,” kata Wied.

            Wied menyarankan, setelah aktivitas berjalan, pelaku usaha harus sabar dan melihat perkembangan pasar. Kesabaran ini penting untuk mengetahui potensi keunggulannya karena tiap anthurium tidak sama kecepatan pertumbuhannya. Misalnya, indukan  jenmanii, ada yang umur dua tahun sudah belajar nongol kadang besar, ada pula umur 4—5 tahun baru keluar tongkol.

           

Spesifikasi Usaha

            Sari Wahyuni, pemilik “Anggrek Solo” menerapkan strategi dengan tetap fokus ke satu jenis tanaman, yaitu anggrek. Alasannya, di bisnis tanaman sangat dibutuhkan konsentrasi dan perawatan terbaik. “Selain itu memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen sehingga tidak mengecewakan konsumen,” ungkap Ari yang telah 7 tahun menggeluti anggrek.

            Sementara, F Rahardi, pengamat agribisnis dari Forum Komunikasi Agribisnis (FKA) di Jakarta menyarankan, pemula yang tergiur terjun ke bisnis tanaman hias jangan terlalu bernafsu. Sebaiknya tandem dulu dengan yang sudah terlebih dahulu terjun di tanaman hias. Ambil yang spesifikasi usaha, bisa menjadi pemulia, grower, atau trader, serta jenis tanaman harus ditentukan dari awal.

            Ia menambahkan, pasar tanaman hias yang besar bukanlah di tanaman hias pot melainkan tanaman hias yang ada di etalase (out door). Volume tanaman hias pot jumlahnya kecil dibandingkan tanaman hias untuk landsekap dan bunga potong.

 

Yan Suhendar, Selamet Riyanto, Upik

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain