Ende - Ratusan warga dari beberapa desa di Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, diduga terserang penyakit antraks. Kondisi tersebut terjadi setelah warga mengonsumsi daging kerbau yang diperkirakan mati akibat bakteri Bacillus anthracis.
"Dari ratusan warga yang didiagnosis, 10 orang sudah dinyatakan positif antraks. Bahkan, satu orang dalam kondisi yang cukup parah," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende Dominikus Minggu Mere, Senin (29/10) di Ende.
Menurut Dominikus, sejak Sabtu pekan lalu, tujuh kerbau mati secara mendadak di Dusun Wolotou, Desa Tou Timur, Kecamatan Kotabaru. Daging kerbau mati itu kemudian dibagi-bagikan oleh pemiliknya kepada warga kampung hingga ke desa tetangga di Kecamatan Magepada, Kabupaten Sikka.
Menurut Dominikus, kepastian warga terkena antraks diperoleh setelah ditemukan penderita yang memeriksakan diri ke Puskesmas Kotabaru pada akhir pekan lalu. Pada tubuh penderita ditemukan gejala antraks.
"Selain gatal-gatal, bahkan di sejumlah bagian tubuh penderita sudah terdapat luka bisul bernanah pada kulit. Di bagian tangan juga ada yang bengkak- bengkak," ujar Dominikus.
Penyisiran
Setelah menerima laporan bahwa warga terserang antraks, Dinas Kesehatan Kabupaten Ende bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Sikka serta Camat Magepanda melakukan penyisiran. Warga yang diketahui mengonsumsi daging tersebut langsung diberikan pengobatan.
Dari penyisiran, jumlah warga yang telah diberikan pengobatan mencapai 325 orang. Mereka terdiri dari warga Dusun Wolotou 131 orang, Wolobele 56 orang, dan Dusun Kotabaru I sebanyak 138 orang. Sementara di Dusun Koro dan Kalisoro, Magepanda, terdapat 186 orang.
Endemis
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende Donatus Randa Ma mengatakan, untuk wilayah Kabupaten Ende, dari 20 kecamatan terdapat dua yang merupakan daerah endemis antraks, yaitu Kotabaru dan Wewaria. Populasi kerbau terbanyak di Kotabaru sekitar 250 ekor.
Kasus antraks di Pulau Flores terjadi pada tahun 1934, Timor pada tahun 1930, dan Rote pada tahun 1922. Adapun serangan antraks terakhir di Ende terjadi pada tahun 1987 dan 2004.