Banda Aceh - Pemerintah melalui Departemen Pertanian akan melakukan revitalisasi perkebunan rakyat seluas dua juta hektar di seluruh provinsi bagi pengembangan tiga komoditi kelapa sawit, karet, dan kakao guna meningkatkan pendapatan masyarakat.
Ketua tim Revitalisasi Perkebunan pada Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian, Ir. Azwar AB, MSi, di Banda Aceh, Selasa, menyebutkan untuk mendukung program tersebut, sudah tersedia dana kredit murni perbankan sebesar Rp30 triliun dengan bunga disubsidi pemerintah.
"Jadi, bunga kredit yang dibebankan kepada petani sebesar 10 persen, sedangkan subsidi pemerintah sebesar selisih bunga komersial yang berlaku sekarang ini. Pengembalian kredit tersebut dimulai pada saat berproduksi," ujarnya.
Pemerintah sudah menunjuk tujuh bank untuk menyalurkan bantuan kredit lunak tersebut, yakni BRI, Bank BNI 46, Bukopin, Bank Mandiri, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Utara (Sumut), BPD Sumatera Barat (Sumbar) dan BPD Sumatera Selatan (Sumsel).
Azwar menyatakan, program itu diberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh provinsi di Indonesia untuk memanfaatkan dana tersebut sebagai modal mengembangkan tiga komoditi perkebunan di provinsi ujung paling barat di pulau sumatera.
"Jadi, program ini tidak kita jatah kepada setiap provinsi, tapi siapa yang cepat untuk yang dapat," ujar mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Aceh tersebut.
Azwar menyatakan, untuk memanfaatkan kredit tersebut harus memenuhi persyaratan, satu diantaranya adalah ada perusahaan mitra sebagai fasilitator.
Perusahaan mitra tersebut bertanggungjawab terhadap proses pengembangan perkebunan tersebut, mulai dari pembukaan lahan, pembibitan, perawatan, hingga menghasilkan.
Disebutkan, realisasi kredit yang disediakan tersebut masih kecil sekali, khusus di Provinsi Aceh belum ada satu perusahaan yang berminat untuk membantu masyarakat guna pengembangan kelapa sawit.
"Ada satu perusahaan perkebunan PT. Fajar Baizuri yang akan menjajaki untuk membantu masyarakat mengembangkan tanaman kelapa sawit di Kabupaten Nagan Raya," ujarnya.
Selain kelapa sawit, ada sejumlah koperasi yang juga sudah menyatakan berminat untuk mengembangkan tanaman kakao di Kabupaten Pidie Jaya, yakni Koperasi Rimba Raya di Ulee Gle seluas 1.000 ha dan Lhok Sandeng di Meureudu seluas 200 ha.
"Kita berharap akan ada lagi perusahaan lainnya yang bersedia menjadi mitra petani untuk mengembangkan tiga komoditi tersebut, karena program revitalisasi itu merupakan peluang Aceh untuk pengembangan sektor perkebunan," kata Azwar AB.
Sumber : www.antara.co.id