Jakarta - Dalam upaya mencapai keberhasilan program revitalisasi perikanan, maka pembenahan serta pengembangan industri yang berbasis pada tiga komoditas unggulan, yakni tuna, udang, dan rumput laut perlu dipacu seluruh komponen, baik pemerintah, pemangku kepentingan, dan pihak terkait lainnya.
"Hal pokok yang menjadi dasar dari program revitalisasi perikanan karena ketiga komoditas itu memiliki prospek cerah, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar internasional," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, belum lama ini, di Jakarta.
Dikemukakan, sistem perikanan tuna di Indonesia berkembang sangat pesat pada periode akhir 1980-an sejak diperkenalkannya pasar untuk tuna segar. Perkembangan pasar ini yang mendorong berkembangnya perikanan long line dan teknologi ini disukai nelayan Indonesia karena operasi penangkapan yang relatif pendek.
Namun, industri perikanan tuna juga dihadapkan sejumlah masalah, seperti peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 2005. Sehingga banyak kapal penangkap ikan menghentikan aktivitas karena tingginya biaya operasional.
Sistem perikanan tuna, katanya, diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah dan ekspor komoditas itu. Oleh karena itu, strategi pengelolaan perikanan tuna akan diterapkan melalui peningkatan mutu dan keamanan produk, pengembangan produk dari produk-produk bernilai rendah ke produk-produk bernilai tinggi, serta penguatan dan pengembangan pemasaran luar negeri.
Biaya Rendah
Menurutnya, isu yang dihadapi perikanan tuna di antaranya pendapatan atau biaya yang semakin rendah akibat tingkat tangkapan yang semakin turun, daerah tangkapan yang semakin jauh, masih berlakunya embargo ekspor tuna sirip biru selatan, trend meningkatnya jumlah kapal long line yang berpindah fungsi menjadi kapal purse seine atau kapal penangkap cumi-cumi.
Sedangkan ditetapkannya udang sebagai salah satu komoditas perikanan yang harus ditingkatkan produksinya cukup beralasan, karena udang adalah primadona ekspor yang usaha budi dayanya terbukti berpengaruh cukup luas bagi aktivitas ekonomi masyarakat.
Menurunnya aktivitas usaha udang di beberapa sentra produksi beberapa tahun terakhir ini diakui telah berdampak cukup signifikan bagi menurunnya pertumbuhan ekonomi masyarakat di beberapa kawasan budi daya itu. Namun, sebagai komoditas ekspor, udang masih menggembirakan.
Sumber : www.suarapembaruan.com