Makassar – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) memastikan pabrik pengolahan rumput laut milik PT Agarindo Bogatama akan segera berdiri di Sulsel pada 2008.
Kepala DKP Sulsel Syahrun mengemukakan nilai investasi Agarindo untuk pabrik rumput laut itu Rp. 5 miliar. Sebelumnya, Agarindo hanya menjadikan Sulsel sebagai titik pengeumpulan rumput laut dengan target serapan 1.000 ton per tahun. “Perusahaan itu berpusat di Bogor,” ujarnya kepda Bisnis di Makassar, kemarin.
Syahrun mengemukakan Agarindo tertarik membangun pabrik pengolahan rumput laut di Sulsel sebab potensi keomoditas tersebut sangat besar.
Dia mengatakan Sulsel adalah salah satu produsen rumput laut terbesar kedua dunia dengan angka produksi 75.000 ton per tahun. “Rumput laut Sulsel hanya kalah dengan Chile,” tuturnya.
Sulsel tercatat sebagai penghasil rumput laut terbesar kedua di dunia dengan potensi lahan 250.000 hektare di pinggir laut dan 98.000 hektare areal budi daya.
Pada 2007, Pemda Sulsel bertekad untuk meningkatkan produksi sebesar 20% dari produksi 2006 sebanyak 75.000 ton. “Pabrik akan direalisasikan di Bone dan Pangkep,” katanya.
Dia mengatakan kedua kabupaten itu laik sebagai pusat industri rumput laut di wilayah Sulsel. Sebab, di tingkat lokal, merupakan sentra produksi komoditas tersebut. Misalnya, areal tambak rumput laut di Bone yang tersebar di 10 kecamatan mencapai 1.245 hektare.
Menurut dia, nilai tambah rumput laut di daerah ini akan semakin tinggi menyusul hadirnya pabrik pengolahan Agrindo Bogatama di Sulsel.
Luas efektif perarian untuk pengembangan budi daya rumput laut di Indonesia diperkirakan mencapai 222.180 ha (20% dari luas areal potensial) dan rumput laut yang banyak diminati adalah Euchema spinosum, Euchema cottonii dan Gracilaria sp.
Program Revitalisasi
Dalam program revitalisasi perikanan budi daya, sasaran produksi rumput laut pada 2009 adalah 1,90 juta ton. Strategi pencapaiannya melalui pola pengembangan kawasan dengan komoditas Euchema sp dan Gracilaria sp. Luas lahan pengembangan yang diperlukan sampai 2009 sekitar 25.000 ha, 10.000 ha di antaranya untuk Gracilaria sp dan 15.000 ha untuk Euchema sp.
Guna penyediaan bibit, maka akan dilakukan pengembangan kebun bibit di sentra pengembangan kawasan di Lampung, DKI Jakarta, Banten , Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kaltim, Sulut, Sulsel, Sulsetra, Maluku, Papua dan Papua Barat.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.504 buah dan panjang pantai 81.000 kilometer memiliki potensi sangat besar untuk pengembangan budi daya rumput laut.
“Luas efektif perairan untuk pengembangan budi daya rumput laut diperkirakan mencapai 222.180 hektare dan rumput laut yang banyak diminati pasar adalah jenis Euchema spinosum, Euchema cottonii dan Gracilaria sp,” kata Numberi di Jayapura, Senin.
Sumber : Surat Kabar Harian Bisnis Indonesia
Produksi Rumput Laut Nasional (ton) |
Tahun |
Target |
Realisasi |
2005 |
933.000 |
910.636 |
2006 |
1.079.850 |
1.120.000 |