BOGOR: Indonesia menderita kerugian triliuan rupiah karena tidak seriusnya memanfaatkan teknologi penanganan pasca panen yang menyebabkan hasil pertanian dalam negeri sering di tolak pasar global.
Staf Ahli Mentan Bidang Tenknologi, Iskandar Andi Nuhung mengakui pemanfaatan teknologi dalam bidang pertanian masih sangat rendah. “Padahal banyak lembaga dan peneliti di dalam negeri yang telah menghasilkan teknologi canggih,” katanya kepada Bisnis disela seminar Mendorong Kegiatan Bisnis Berbasis Teknologi Pertanian di Bogor, hari ini.
Dia menyebutkan akibat dari tidak terbiasanya petani menerapkan teknologi penanganan pasca panen banyak produk pertanian yang ditolak oleh negara lain dengan alasan tidak streril atau terkontaminasi zat berbahaya lain. Padahal teknologi seperti itu sudah banyak diciptakan oleh peneliti di dalam negeri.
Andi Nuhung dalam seminar yang digelar Departemen Pertanian itu menyebutkan selama ini hasil penelitian di bidang teknologi pertanian sudah banyak, namun belum akrab dengan masyarakat petani. Penghasil teknologi memiliki hambatan mensosialisasikan hasil penelitiannya ke petani sebagai pengguna akhir.
Akibatnya teknologi yang dihasilkan para peneliti itu tidak bisa tersalur ke pengguna akhir, yaitu petani. “Disinilah peran pemerintah, yaitu menjembatani penyampaian teknologi dari peneliti ke petani atau pengguna lainnya,” kata Andi Nuhung.
Dia menyembutkan seminar yang diselenggarakan di Bogor itu untuk membahas berbagai masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan teknologi pertanian dalam kegiatan agribisnis. Diaharapkan seminar yang berlangsung hari ini dapat mengurai simpul-pimpul yang menghambat pemasyarakatan teknologi pertania di industri berbasis pertanian.
Sementara dalam seminar itu sendiri dibahas soal Agro bioteknolgi dalam rangka mendukung bisnis berbasis teknologi pertanian, pengembangan pertanian perkotaan., potensi peluang bisnis pertanian. Kegiatan itu diisi dengan pameran hasil teknologi pertanian dan prosuk pertanian lainnya.
Sumber : www.bisnis.com