Selasa, 18 September 2007

Jamur Tiram Boleh Dipilih

Perawatan, kunci utama keberhasilan budidaya jamur.

Menurut H.M Kudrat Slamet, Ketua Umum Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI), untuk budidaya jamur tiram perlu investasi agak banyak, ketimbang jamur merang.

Modal untuk membangun kumbung ukuran 6 m x 10 m, Rp8 juta—Rp10 juta. Biaya pengadaan isinya (10.000 baglog), minimal Rp12,5 juta. Skala minimal untuk satu keluarga, dua kumbung, sehingga bisa panen setiap hari. Berarti, setidaknya perlu modal awal Rp40 juta. Modal bisa disiasati, misalnya dengan menyewa kumbung. Atau memanfaatkan bekas kandang ayam/kandang sapi. Namun tetap saja di atas Rp6 juta.

Kalau dikelola baik, modal untuk isinya dalam satu tahun sudah kembali. Sedangkan balik modal untuk biaya investasi (kumbung), sekitar 2—3 tahun.

Pertumbuhan dan produksi jamur sangat dipengaruhi kondisi lingkungan sehingga perawatan dalam semua tahapan budidaya sangat menentukan keberhasilan. “Untuk memacu produksi, perawatan mesti dilakukan sejak awal,” ungkap Ir. NS Adiyuwono, petani jamur tiram di Ciwidey, Bandung. Dalam penanganan baglog saja, lanjut dia, banyak penetrasi, seperti perendaman, pembalikan, dan penambahan cahaya. Penetrasi itu bisa meningkatkan hasil sampai 20%. Guna menambah wawasan bisnis tentang jamur, tak ada salahnya bila Anda sering mengikuti pelatihan.

Higienis

Jamur memerlukan penanganan lebih lantaran produksinya harus bersih. Jamur pun sangat rentan dengan kodisi perubahan suhu, cuaca, dan serangan hama penyakit. Oleh sebab itu, diperlukan SDM yang lebih dari sekadar petani biasa.

Satu siklus hidup jamur tiram putih selama 3—5 bulan. Masa inkubasinya selama 40 hari. Sisanya merupakan masa produksi. Menurut Kudrat, bila mengusahakan 2—3 kumbung, panen bisa dilakukan setiap hari. Sebaliknya, kalau hanya satu kumbung, panennya 2—3 hari sekali.

Sedangkan Adi berpendapat, yang terpenting dalam budidaya jamur tiram adalah pemeliharaan. Tahapan ini meliputi penetrasi atau perangsangan supaya jamur cepat tumbuh, dan recovery atau penyehatan, yaitu penanganan baglog yang rusak. Terakhir penjagaan, bisa saja berupa penambahan suplemen, yang intinya untuk meningkatkan hasil panen.

Secara garis besar tahapan budidaya jamur tiram yaitu:

§         Pengumpulan bahan-bahan

§         Pencampuran bahan

§         Pembuatan substrat (media tumbuh)

§         Penyucihamaan

§         Pendinginan

§         Inokulasi bibit pada baglog

§         Pemeliharaan

§         Penumbuhan

§         Panen

Penyucihamaan substrat ada dua metode: sterilisasi dan pasteurisasi. Sterilisasi, yaitu pemanasan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi (121oC, 15 Psi). Kelebihan dari metode ini adalah prosesnya lebih cepat dan tingkat kontaminasinya rendah.

Pemanasan pada pasteurisasi suhunya lebih rendah (60o—70oC), dan dilakukan berulang-ulang. Walaupun sederhana dan lebih murah, metode ini punya kelemahan karena kontaminasi lebih banyak serta prosesnya lama.

Inokulasi atau penanaman bibit harus bebas dari mikroba kontaminan. Caranya ada dua, disebar di permukaan baglog atau dibor.

Memasuki masa pemeliharaan, hal-hal yang perlu diperhatikan (dikontrol dan dikendalikan) adalah lingkungan fisik (suhu, kelembapan, oksigen), hama penyakit, kebersihan, dan pencatatan.

Terakhir adalah panen. Ciri-ciri jamur tiram yang siap dipanen, tudung belum keriting, warna belum pudar, spora belum dilepaskan, dan tekstur kokoh serta lentur. Panen dilakukan dengan mencabut, tidak menyisakan bagian jamur, dan bersih serta tidak berceceran.

 

Dadang

 

Tabel Perhitungan Dasar Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih

 

A. Modal Investasi per tiga tahun (9 musim tanam/MT)

1.         Lahan                        Banyaknya unit          Biaya per unit     Jumlah total unit

1.1       Sewa lahan                        0,5 ha                      Rp3.000.000             Rp4.500.000

1.2       Penyiapan lahan               0,5 ha                      Rp2.000.000             Rp1.000.000

1.3       Pemagaran lahan              0,5 ha                      Rp2.000.000             Rp1.000.000

                                                                                                           

2. Kumbung Jamur

2.1       Pembuatan kumbung       8 unit                    Rp10.000.000              Rp80.000.000

2.2       Sarana pendukung           2 unit                    Rp  3.000.000              Rp  6.000.000

                                                                                                           

3. Kantor Semi Permanen

3.1       Kantor                                 25 m2               Rp    250.000               Rp  6.250.000

3.2       Rumah manajer                  25 m2               Rp    250.000               Rp  6.250.000

3.3       Asrama pegawai               25 m2               Rp    200.000               Rp  5.000.000 

 

4. Peralatan dan Kendaraan

4.1       Alat administrasi                 1 unit                Rp  5.000.000              Rp  5.000.000

4.2       Alat panen                           2 unit                Rp  2.000.000              Rp  4.000.000

4.3       Motor                                    1 unit                Rp12.500.000              Rp12.500.000

 

Jumlah total beban investasi per tiga tahun                                              Rp131.500.000

Beban investasi per musim tanam                                                               Rp  14.611.111

 

B. Modal kerja per musim tanam

1.         Pembelian baglog            100.000 buah   Rp        1.500               Rp150.000.000

 

2.         Upah

2.1       Manajer kebun                   1 orang           Rp 1.500.000                   Rp    6.000.000

2.2       Adm. & keuangan             1 orang           Rp    750.000                    Rp    3.000.000

2.3       Karyawan panen                5 orang          Rp    500.000                     Rp  10.000.000

 

3.         Utilitas (listrik, telepon, air, pemeliharaan kumbung)                   Rp    3.000.000

 

4.         Penjualan (transportasi, marketing, administrasi)                        Rp    5.400.000

 

5.         Lain-lain (Sumbangan lingkungan, kesehatan, rumah

            Tangga, dan biaya tak terduga)                                                    Rp    2.600.000

 

Jumlah  modal kerja per MT                                                                         Rp180.000.000

Sumber :  MAJI, 2007 (diolah)

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain