Perawatan, kunci utama keberhasilan budidaya jamur.
Menurut H.M Kudrat Slamet, Ketua Umum Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI), untuk budidaya jamur tiram perlu investasi agak banyak, ketimbang jamur merang.
Modal untuk membangun kumbung ukuran 6 m x 10 m, Rp8 juta—Rp10 juta. Biaya pengadaan isinya (10.000 baglog), minimal Rp12,5 juta. Skala minimal untuk satu keluarga, dua kumbung, sehingga bisa panen setiap hari. Berarti, setidaknya perlu modal awal Rp40 juta. Modal bisa disiasati, misalnya dengan menyewa kumbung. Atau memanfaatkan bekas kandang ayam/kandang sapi. Namun tetap saja di atas Rp6 juta.
Kalau dikelola baik, modal untuk isinya dalam satu tahun sudah kembali. Sedangkan balik modal untuk biaya investasi (kumbung), sekitar 2—3 tahun.
Pertumbuhan dan produksi jamur sangat dipengaruhi kondisi lingkungan sehingga perawatan dalam semua tahapan budidaya sangat menentukan keberhasilan. “Untuk memacu produksi, perawatan mesti dilakukan sejak awal,” ungkap Ir. NS Adiyuwono, petani jamur tiram di Ciwidey,
Higienis
Jamur memerlukan penanganan lebih lantaran produksinya harus bersih. Jamur pun sangat rentan dengan kodisi perubahan suhu, cuaca, dan serangan
Satu siklus hidup jamur tiram putih selama 3—5 bulan. Masa inkubasinya selama 40 hari. Sisanya merupakan masa produksi. Menurut Kudrat, bila mengusahakan 2—3 kumbung, panen bisa dilakukan setiap hari. Sebaliknya, kalau hanya satu kumbung, panennya 2—3 hari sekali.
Sedangkan Adi berpendapat, yang terpenting dalam budidaya jamur tiram adalah pemeliharaan. Tahapan ini meliputi penetrasi atau perangsangan supaya jamur cepat tumbuh, dan recovery atau penyehatan, yaitu penanganan baglog yang rusak. Terakhir penjagaan, bisa saja berupa penambahan suplemen, yang intinya untuk meningkatkan hasil panen.
Secara garis besar tahapan budidaya jamur tiram yaitu:
§ Pengumpulan bahan-bahan
§ Pencampuran bahan
§ Pembuatan substrat (media tumbuh)
§ Penyucihamaan
§ Pendinginan
§ Inokulasi bibit pada baglog
§ Pemeliharaan
§ Penumbuhan
§ Panen
Penyucihamaan substrat ada dua metode: sterilisasi dan pasteurisasi. Sterilisasi, yaitu pemanasan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi (121oC, 15 Psi). Kelebihan dari metode ini adalah prosesnya lebih cepat dan tingkat kontaminasinya rendah.
Pemanasan pada pasteurisasi suhunya lebih rendah (60o—70oC), dan dilakukan berulang-ulang. Walaupun sederhana dan lebih murah, metode ini punya kelemahan karena kontaminasi lebih banyak serta prosesnya lama.
Inokulasi atau penanaman bibit harus bebas dari mikroba kontaminan. Caranya ada dua, disebar di permukaan baglog atau dibor.
Memasuki masa pemeliharaan, hal-hal yang perlu diperhatikan (dikontrol dan dikendalikan) adalah lingkungan fisik (suhu, kelembapan, oksigen),
Terakhir adalah panen. Ciri-ciri jamur tiram yang siap dipanen, tudung belum keriting, warna belum pudar, spora belum dilepaskan, dan tekstur kokoh serta lentur. Panen dilakukan dengan mencabut, tidak menyisakan bagian jamur, dan bersih serta tidak berceceran.
Dadang
Tabel Perhitungan Dasar Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih A. Modal Investasi per tiga tahun (9 musim tanam/MT) 1. Lahan Banyaknya unit Biaya per unit Jumlah total unit 1.1 Sewa lahan 0,5 ha Rp3.000.000 Rp4.500.000 1.2 Penyiapan lahan 0,5 ha Rp2.000.000 Rp1.000.000 1.3 Pemagaran lahan 0,5 ha Rp2.000.000 Rp1.000.000 2. Kumbung Jamur 2.1 Pembuatan kumbung 8 unit Rp10.000.000 Rp80.000.000 2.2 Sarana pendukung 2 unit Rp 3.000.000 Rp 6.000.000 3. Kantor Semi Permanen 3.1 Kantor 25 m2 Rp 250.000 Rp 6.250.000 3.2 Rumah manajer 25 m2 Rp 250.000 Rp 6.250.000 3.3 Asrama pegawai 25 m2 Rp 200.000 Rp 5.000.000 4. Peralatan dan Kendaraan 4.1 Alat administrasi 1 unit Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 4.2 Alat panen 2 unit Rp 2.000.000 Rp 4.000.000 4.3 Motor 1 unit Rp12.500.000 Rp12.500.000 Jumlah total beban investasi per tiga tahun Rp131.500.000 Beban investasi per musim tanam Rp 14.611.111 B. Modal kerja per musim tanam 1. Pembelian baglog 100.000 buah Rp 1.500 Rp150.000.000 2. Upah 2.1 Manajer kebun 1 orang Rp 1.500.000 Rp 6.000.000 2.2 Adm. & keuangan 1 orang Rp 750.000 Rp 3.000.000 2.3 Karyawan panen 5 orang Rp 500.000 Rp 10.000.000 3. Utilitas (listrik, telepon, air, pemeliharaan kumbung) Rp 3.000.000 4. Penjualan (transportasi, marketing, administrasi) Rp 5.400.000 5. Lain-lain (Sumbangan lingkungan, kesehatan, rumah Tangga, dan biaya tak terduga) Rp 2.600.000 Jumlah modal kerja per MT Rp180.000.000