Yogyakarta - Pemerintah melepas varietas baru bibit kedelai hitam bernama Mallika, yang merupakan varietas unggul nasional. Diharapkan, dengan varietas unggul itu, swasembada kedelai dapat tercapai pada 2015. Kendati demikian, ada lima permasalahan pokok yang dihadapi petani hingga saat ini. Pertama, infrastruktur pertanian, khususnya jaringan irigasi yang rusak. Kedua, posisi petani selalu yang kalah. Ketiga, petani perlu pendampingan. Keempat, kurangnya permodalan dan kelima masalah pemasaran.

            "Kuncinya adalah bagaimana kelembagaan petani ditingkatkan kembali, dengan cara menghidupkan kembali kelompok tani. Untuk pendampingan, pemerintah bertekad revitalisasi kembali mengenai penyuluhan," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, Sutarto Ali Muso. Varietas Mallika sebagai varietas unggul nasional disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor SK78/Kpts/SR.120/2/2007. Sutarto mewakili Menteri Pertanian saat pelepasan benih kedele hitam, di Universitas Gadjah Mada, Senin (10/9).

            Sejak 22 tahun terakhir, varietas kedelai hitam nasional hanya ada varietas Cikuray, yang dilepas pemerintah pada 1992. Dalam catatan Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Deptan, hanya ada empat varietas kedelai hitam sebelum Mallika ditetapkan, padahal varietas kedelai kuning telah mencapai 51 varietas. Kelahiran varietas baru ini merupakan kerjasama Unilever, petani dan Universitas Gadjah Mada dalam program Pengembangan Petani Kedelai Hitam yang dikelola oleh Yayasan Unilever Peduli.

            Menurut Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Joseph Bataona kerjasama dengan Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, dimulai 2001 untuk mengembangkan program pemberdayaan kedelai hitam. "Dengan merangkul petani, kami budidayakan kedelai hitam berkualitas tinggi untuk memenuhi produksi kecap Bango," katanya.

 

Sumber : www.suarapembaruan.com

Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +