Imbal Hasil Petani Tidak Berimbang
“Ada pikiran untuk memiliki bank yang fokus pada sektor pertanian. Tidak perlu membentuk bank baru, tetapi bisa berasal dari bank yang sudah ada,” kata Burhanuddin seusai menyampaikan pidato ilmiah saat menerima penganugerahan Doktor Honoris Causa di bidang ilmu pertanian dari Universitas Padjajaran, Sabtu (1/9) di Bandung.
Bank tersebut, kata Burhanuddin, bertugas menjalankan kebijakan pemerintah di sektor pertanian. Arah pengelolaannya harus jelas, jangan sampai melenceng dengan membiayai sektor komersial lainnya.
Saat ini, kredit sektor pertanian memang sangat minim. Salah satunya karena bank menilai resiko sektor pertanian sangat tinggi. Ketiadaan akses pembiayaan membuat usaha petani tidak berkembang optimal.
Ekonomi BRI Djoko Retnadi berpendapat, pembentukan bank fokus pertanian tidak akan menyelesaikan masalah sepanjang kondisi sistemik dan struktural di sektor pertanian tidak dibenahi lebih dahulu. “Kalau kondisinya masih seperti ini, banknya akan kolapsdan jadi beban pemerintah. Di Thailand ada bank pertanian karena sektor ini memang prospektif dan layak dibiayai secara komersial,” kata Djoko.
Petani Sejahtera
Burhanuddin membawakan karya ilmiah bertema pemikiran mengenai revitalisasi pertanian yang menyejahterakan. Menurut dia, pelaku tani berskala kecil dan pekerja lepas sektor pertanian sangat mendambakan iklim usaha dan kebijakan yang dapat memberi mereka peluang berkegiatan secara lebih wajar, dinamis, dan bekelanjutan. Resiko produksi dan lemahnya daya tawar petani menyebabkan produksi per hektar tidak sama dengan imbal hasil per hektar yang mereka terima.
Kondisi ini mengakibatkan, pangsa pendapatan tenaga kerja di sektor pertanian terhadap total pertambahan nilai di sektor ini cenderung menurun. Karena sebagian besar angkatan kerja nasional bekerja di sektor pertanian, perkembangan distirbusi pendapatan di sektor ini berperan besar terhadap tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan secara nasional.
Menurut Burhanuddin, perlu revitalisasi sektor pertanian yang bertumpu pada upaya perbaikan distribusi penghasilan di sektor ini. intinya, memulai pembangunan dengan lebih dulu memperbaiki aspek pemerataan kesempatan dan perbaikan distribusi pendapatan dalam perekonomian guna memicu pertumbuhan yang lebih tinggi atau disebut growth through equity.
Menurut dia, perlu perbaikan struktur dan mekanisme pasar di sisi distribusi komoditas pertanian, penyedian instrumen pasar untuk meningkatkan daya tawar petani secara kolektif pascaproduksi dan penurunan resiko produksi.
Sumber : Surat Kabar Harian Kompas