Jumat, 31 Agustus 2007

Ratusan Hektar Jarak Tanpa Industri Pengolahan

Medan – Ratusan Hektar tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas) di Sumatera Utara tanpa ada industri pengolahannya. Akibatnya, hasil panen di sebagian lahan membusuk tidak terpakai. Dinas Perkebunan Sumut menawarkan industri pengolahan sederhana untuk menghasilkan crude jatropha oil (CJO).

            “Sampai sekarang ini belum ada industri pengolahan di Sumut. Bagi kami, bantuan di sektor hulu belum bermanfaat jika tanpa ada bantuan di sektor hilir. Petani kesulitan mencari industri pengolahan,” kata Kepala sub Dinas Bina Produksi Dinas Perkebunan Sumut Herawati, Senin (27/8) ditemui di kantornya.

            Menurut Herawati, di Sumut – berdasarkan data resmi – terdapat 150 hektar (ha) lahan tanaman jarak. Seluas 30 ha di antaranya sudah memasuki masa panen. Data itu, katanya belum termasuk data resmi yang diusahi masyarakat sendiri. “Kami tidak tahu harus bagaimana petani mengolah dan memasarkannya,” katanya.

            Data Dinas Perkebunan Sumut menyebutkan, tanaman jarak pagar itu tersebar di Kabupaten Serdang Bedagai dan Tapanuli Selatan.  Seluas 160 ha lahan di antaranya merupakan tanaman jarak binaan Dinas Perkebunan Sumut.

            Saat dikonfirmasi, Hubungan Masyarakat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Irwadi Lubis mengatakan bibit tanaman jarak yang dibrikan ke masyarakat Serdang Bedagai kini sudah mulai menghasilkan. Untuk menyerap buah tanaman itu, PTPN III berencana membangun pabrik pengolahan mini. “Rencananya, Oktober ini pabrik mulai dibangun,” katanya.

            Pabrik itu beroperasi paling tidak bisa menyerap seluruh tanaman jarak sebanyak 150.000 batang di lahan seluas 60 hektar. Awal tahun 2007 lalu, tanaman itu diberikan PTPN III ke masyarakat di delapan kecamatan di Kabupaten Sedang Bedagai.

Substitusi Minyak Tanah

            Dinas Perkebunan menawarkan pengolahan sederhana dengan membuat CJO sebagai substitusi minyak tanah. Melalui penelitian di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan di Boor Jawa Barat hal itu memungkinkan dilakukan. “dengan kandungan 30 persen, pemakaian minyak jarak bisa dicampur dengan minyak tanah. Substitusi ini dilakukan tanpa mengubah cara kerja kompor. Sementara nyala apinya pun tidak berbeda dengan nyala ketika memakai bahan bakar minyak tanah murni,” katannya.

            Untuk mengolah buah jarak menjadi CJO, katanya, tidak perlu mekanisme yang rumit. Menurut Herawati, petani cukup mengeringkan buah jarak terlebih dahulu sebelum kemudian dipres/ditekan dengan memakai baja, besi, atau batu sehingga mengeluarkan cairan. Cairan itulah yang kemudian disaring dan disebut dengan CJO.

            Hanya saja, katanya, hingga saat ini minim sekali sosialisasi mengenai pengolahan itu kepada petani. “Padahal, jika hal itu dimengerti petani, saat ini bisa sangat membantu mereka di saat susak mencari minyak tanah,” katanya.

            Minyak jarak juga bisa langsung 100 persen dipakai sebagai pengganti minyak tanah. Namun, dengan tanpa campuran mesti tersedia kompor khusus minyak jarak. Untuk merealisasikan program itu, katanya, Dinas Perkebunan hanya menyiapkan lima kompor contoh yang akan dibagikan gratis.

 

Sumber : www.kompas.co.id

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain