Selasa, 28 Agustus 2007

Usaha Permen Karamel Untuk Manfaatkan Limpahan Susu

Pangalengan (2 jam perjalanan dari Bandung ke arah selatan) terkenal dengan hasil susunya. Jadi tak usah heran kalau di Jakarta Anda melihat sepeda yang menjual susu segar dari Pangalengan. Begitu melimpahnya hasil susu di situ, sampai-sampai orang memanfaatkannya untuk dijadikan permen susu karamel. Permen ini bisa ditemui hampir disetiap toko yang menjualoleh-oleh khas Bandung. Biasanya dibungkus kecil-kecil dengan kertas berwarna-warni dalam kemasan plastik.

            Ada beberapa perusahaan permen karamel di Pangalengan. Salah satunya merk TK yang terletak di daerah Sukamenak. Pemiliknya adlah Ny. Ipah Datipah Ismail (55). Sudah sejak tahun 1970 ia membuka usaha ini ketika produksi susu sapi saat itu melimpah, melebihi kebutuhan masyarakat. Ipah lantas bekerja sama dengan koperasi setempat berusaha memanfaatkannya menjadiolahan lain yang memiliki daya jual. Setelah bermusyawarah, pilihan jatuh pada permen karamel. “Yang namanya permen, kan tidakpernah sepi pembeli,” kata Ipah.

            Sebenarnya, menurut Ipah, permen karamel sudah dibuat sejak dulu. Sayangnya kualitas dan pemasarannya tidak berjalan bagus. “Maka itu saya berusaha memperbaikinya. Alhamdulillah sambutannya cukup bagus,” ujarnya. Saat ini, ia membutuhkan sekitar 1.500-1.800 liter susu untuk produksi satu hari. “Sebelum krisi bisa mencapai 3.500 liter susu,” tambahnya.

            Betul memang dugaan Ipah. Permen tak pernah sepi dari pembeli. Omzetnya dalam sebulan tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai 80-120 juta. Padahal proses pembuatannya tidak sulit-sulit amat, Cuma mebutuhkan waktu 10 jam untuk pengadukan susu dan gula hingga kental.

            Pemasaran permen karamel sampai saat ini lebih banyak di daerah Jawa Barat, terutama Bandung. Dengan dibantu sekitar  100 karyawan, kini Ipah juga membuat jenis makanan lain dengan bahan susu, seperti dodol susu dan kerupuk susu. Dodol susu menggunakan bahan baku beras ketan sedangkan kerupuk susu menggunakan tepung tapioka dan kepala susu. “Pokoknya saya berusaha memaksimalkan kegunaan susu,” tegas ibu beranak 7 ini.

            Selama hampir 30 tahun berkarya, sudah cukup banyak penghargaan tingkat daerah dan nasional yang diraihnya, seperti pengusaha kecil berprestasi, penghargaan dari Gubernur Jawa Barat Nuriana, hingga Upakarti. Bahkan pada bulan Maret ini, ia berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama suami dan seorang anaknya.

 

Sumber : www.sedapsekejap.com

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain