Senin, 27 Agustus 2007

Penyelundupan MBM Lagu Lama Irama Baru

Kasus penyelundupan MBM (Meat Bone Meal) adalah lagu lama irama baru, demikian dikatakan Sekertaris Jendral Gabungan Perusahaan Pakan Ternak (GPMT) Fenni Firman Gunadi di Jakarta.

          “Modus baru dengan ijin pakan burung, dulu dengan cara pemalsuan dokumen negara asal ngaku sebagai PMM (Poultry Meat Meal). Dulu dari spanyol sekarang dari Inggris, besok entah, negara yang tidak free BSE/PMK yang mana lagi,” jelasnya.

          Menanggapi hal itu Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (GAPPI) Anton J. Supit menduga penyelundupnya adalah pemain lama yang tidak jera karena selalu akrobat, lolos dari jangkaun hukum.

Fenni juga menambahkan, pemusnahan barang selundupan re-eksport juga hanya akan memberikan peluang masuk kembali dengan mencari modus yang baru. Oleh karena itu, harus ada hukuman pidana yang jelas atas pasal penyelundupan atau penipuan dukumen atau subversi menyebarkan resiko penyakit berbahaya bagi peternakan nasional.

          “Kalau tidak yang terjadi adalah lagu lama tersebut akan muncul lagi dengan irama baru yang lain,” tandas Fenni Firman Gunadi.  Jika, hal ini terus berlanjut maka yang jadi korban dari penyelundupan bahan baku pakan ini adalah importir dan pabrik pakan ternak yang telah menjalankan usahanya  dengan legal dalam import MBM dari sumber yang dizinkan pemerintah.

Sementara itu, Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan, Deptan akan terus memperketat pengurusan perizinan. Melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk juga harus ditingkatkan.

Sayangnya, menurut Fenni Friman Gunadi, Hal itu, justru akan mengulang lagu lama berupa masalah aplikasi lapangan, seperti molornya perijinan impor, berbelitnya proses clearence, penjalurmerahkan semua bahan baku impor (tidak hanya MBM), overacting dadakan di semua instansi.

“Maka yang terjadi MBM akan semakin sulit diperoleh, harga MBM akan naik yang akan diikuti naiknya harga-harga bahan baku alternatif, ini akan memicu biaya produksi pakan jadi naik,” tambah Fenni. Dengan naiknya biaya produksi pakan maka akan merugikan semua lini hulu hingga hilir, dari peternak sampai dengan konsumen.

 

Tri Mardi Rasa

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain