Senin, 6 Agustus 2007

Sapi “Super” Berkat Suplemen

Pakan suplemen untuk sapi terbukti menguntungkan karena menaikkan pertambahan bobot badan harian, produksi susu, dan kualitas susu.

Pemberian pakan suplemen dapat meningkatkan pertambahan bobot badan harian (average daily gain-ADG) sampai 0,4 kg pada sapi potong. Sedangkan pada sapi perah,  perlakuan yang sama menghasilkan tambahan produksi susu 2 liter per hari dan kadar padatan susu (total solid-TS) hingga 0,5%. Demikian hasil penelitian lapangan Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA dari Fakultas Peternakan UGM di Jateng dan Yogyakarta. Alhasil, pakan suplemen hasil penelitiannya sejak 1997 banyak digunakan para peternak sapi potong dan sapi perah di Boyolali (Jateng) serta Sleman dan Bantul ( Yogyakarta).

 

Akibat Kualitas Pakan Buruk

Menurut Ali Agus, pemberian suplemen sangat diperlukan guna menyiasati masalah kualitas pakan di lapangan yang fluktuatif dan cenderung sangat rendah, termasuk pakan konsentratnya.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian DIY Ir. Daryadi membenarkan hal ini. Kualitas pakan konsentrat ternak ruminansia  di pasaran rata-rata di bawah standar Persyaratan Teknis Minimal (PTM). Hasil uji sampel di Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) Bekasi, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, dan Fakultas Peternakan UGM membuktikan hal tersebut. “Proteinnya rata-rata hanya 10% bahkan ada yang 6,7% tapi abunya sampai 22%,” tutur Daryadi. Sesuai PTM, mestinya kandungan protein kasarnya 14% dan kandungan abu tertinggi 10%.

Hal tersebut, menurut pakar reproduksi dan obstetri Fakultas Kedokteran Hewan UGM, drh Prabowo Purwono Putro, M.Phil, menjadikan ternak kurus dan sistem reproduksinya rusak. Buktinya, jarak beranak pada sapi potong yang mestinya 12 bulan menjadi 18 bulan, jumlah perkawinan untuk menghasilkan kebuntingan 3,4 kali, kematian pedet mencapai 23%, dan 60—75% ternak tidak mengalami birahi.

Pada sapi perah, jarak beranak menjadi 18—20 bulan, kawin berulang hingga 3,3 kali, produksi susu yang seharusnya 6.000 kg/laktasi hanya tercapai 2.400 kg/laktasi, kematian pedet (anak sapi) mencapai 26% dan terjadi 60-70% terjadi kasus anestrus. “Itu 80% terjadi karena pakan. Hanya 20% yang terjadi karena penyakit,” tegas Prabowo. Lebih jauh ia mengungkap, kondisi gizi pakan semakin buruk ketika musim kemarau karena bahan pakan mahal dan sering kekurangan mineral makro maupun mikro.

 

Seribu Sehari

Ali Agus telah mendesain formula pakan suplemen yang harganya di tangan peternak Rp1.000,00 per buah (400 gram). Satu ternak cukup mengonsumsi sebuah per hari. Ini dianjurkannya untuk ternak-ternak tanpa pakan konsentrat serta bagi induk yang akan dikawinkan, bunting, dan penggemukan terutama saat kemarau.

Di sentra peternakan sapi di Boyolali, baik ternak yang diberikan hijauan saja atau pun hijauan dan konsentrat, suplemen itu meningkatkan ADG sebesar 0,2—0,4 kg/ekor/hari. “Jadi kalau pertambahannya 1,0 kg/hari bisa menjadi 1,4 kg/hari,” urai Agus. Pada sapi Peranakan Ongole, rata-rata tambahan ADG-nya sekitar 0,2 kg/hari, sedangkan sapi  Simmental bisa mencapai 0,4 kg/hari. Dengan harga jual sekarang yang sekitar Rp18.000/kilo hidup, maka dengan modal Rp1.000/hari, peternak sapi potong mendapatkan tambahan laba Rp2.600—Rp6.200/hari atau rata-rata Rp5.000/hari.

Pada sapi perah, suplemen diberikan sejak awal laktasi hingga minggu ke-7 untuk membantu stabilitas produksi susu hingga tiga bulan. Peningkatan produksi susu 0,5—2 liter per hari bergantung kualitas sapinya. Kandungan total solid meningkat 0,5%. Untuk sapi yang produksinya 20 liter per hari, tambahan 2 buah pakan suplemen bisa meningkatkan produksi susu hingga 4 liter/hari. Bila rata-rata peningkatan produksi susu 1,5 liter per hari dan harga Rp2.300/liter, peternak mendapatkan tambahan keuntungan Rp2.450/hari.

 

Faiz Faza (Yogyakarta)

 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain