Berkembangnya resto bebek dalam tahun-tahun terakhir membuka peluang pasar bagi itik pedaging. Mampukah itik Raja menjawabnya?
Selama ini kebutuhan akan daging bebek (itik) untuk warung dan resto penyedia menu bebek dipenuhi dari pemotongan itik petelur muda atau yang sudah afkir. Tentu saja kualitas dagingnya tidak sebaik daging bebek yang memang dikembangkan sebagai pedaging. Jadi, dalam memasaknya perlu kiat tersendiri agar daging tersebut empuk dan tidak liat.
Pasokan itik pedaging bukannya tidak ada tetapi jumlahnya masih amat terbatas dibandingkan angka kebutuhan. Itik peking yang umumnya impor dari Taiwan dan Malaysia memasok restoran dan hotel papan atas. Sementara tiktok, silangan itik dan entog, dari dalam negeri baru berkembang beberapa tahun. Produksinya pun masih seret.
Dalam upaya mengembangkan itik khusus pedaging, Balai Penelitian Ternak (BPT) Ciawi melakukan penyilangan dua jenis itik lokal, yaitu itik Mojosari jantan dan Alabio betina. Hasilnya, itik hibrida tipe pedaging ini dinamai itik Raja.
Proses menghasilkan itik Raja tersebut cukup lama. Hal ini lantaran tingkat stres itik Alabio yang cukup tinggi. Masing-masing induk diseleksi untuk mendapatkan keturunan dengan produktivitas yang paling tinggi. Baru tahun keempat, diperoleh hasil penyilangan yang dinilai optimal.
Kini produksi bibit itik Raja dilakukan Balai Pembibitan Ternak Unggul Kambing, Domba, dan Itik (BPTU KDI) Pelaihari, Kalimantan Selatan. Menurut Husni, Staf BPTU KDI yang dihubungi via telepon, “Kapasitas produksi bibit anak itik umur sehari (day old duck-DOD) berkisar 8.000—15.000 ekor per bulan.” Harga pasaran DOD jantan Rp1.000 dan yang betina Rp4.000 per ekor, belum termasuk ongkos kirim.
Lebih Cepat Tumbuh
Secara visual, itik Raja mempunyai postur lebih besar ketimbang tetuanya. Sikap berdirinya hampir tegak seperti botol. Warna bulunya cokelat kemerahan dengan bintik-bintik cokelat hitam pada bagian dada dan perut. Warna bulu kepala hitam dan terdapat warna putih di atas mata menyerupai alis yang akan hilang ketika dewasa. Paruh dan kakinya hitam.
Sebagai pedaging, itik Raja menawarkan beberapa keunggulan. “Pertumbuhannya lebih cepat daripada tetuanya,” ungkap Husni. Bobot siap potong 1,3 kg yang bisa dicapai dalam umur 6 minggu. Jumlah karkasnya (daging dan tulang tanpa kepala dan kaki) sebanyak 57,6%. Konsumsi pakannya juga sangat efisien dengan rasio konversi pakan (FCR) 1,24. Bila dibandingkan itik lain, daya tahan hidupnya juga lebih tinggi dan tingkat stresnya lebih rendah.
Untuk mencapai kecepatan pertumbuhan seperti itu, itik Raja harus diberi pakan dengan nilai nutrisi yang memadai. Peternak bisa memberikan pakan jadi untuk ayam pedaging. Pakan ramuan sendiri juga boleh diberikan dengan mencampur konsentrat dan bahan baku sumber energi seperti dedak dan jagung. Rekomendasi kebutuhan gizinya untuk umur 0—6 minggu sebagai berikut: Protein 18—20%, energi metabolis 2.750—3.000 kkal, kalsium 0,6—1,1%, dan P (fosfor) tersedia 0,56—0,64%.
Peni SP
Tabel Perbandingan itik Alabio, Mojosari, dan Raja
Parameter | Jenis itik |
Alabio | Mojosari |
Raja | |
Umur (minggu) |
6 |
6 |
6 |
Bobot badan (gram) |
767,5 |
660 |
1.371 |
Rasio konversi pakan (FCR) |
2,76 |
4,42 |
1,24 |