Kini petani subak tidak hanya menanam padi inbrida, tetapi juga sudah mengadopsi teknologi padi hibrida.
Minggu, 27 Mei 2007, dilakukan panen padi hibrida Longping Pusaka seluas 25 ha di Kabupaten Tabanan, Bali, dengan produktivitas rata-rata 10,5 ton/ha. Total panen di Bali pada 5 kabupaten, yaitu Gianyar, Klungkung, Karangasem, Bangli, dan Tabanan seluas 100 ha. Pada umumnya petani-petani subak di Bali sudah terbiasa menggunakan teknologi padi hibrida Longping Pusaka.
Pengembangan selanjutnya di 5 kabupaten tersebut pada Juni dan Juli ditanam padi hibrida seluas 600 ha oleh kelompok-kelompok tani binaan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Pengembangan padi hibrida Longping Pusaka sangat didukung pemerintah karena merupakan salah satu upaya peningkatan produksi padi. Produktivitas padi hibrida ini lebih tinggi 30—40% dibandingkan padi inbrida, seperti Ciherang dan varietas lokal lainnya.
Produksi 15—30% Lebih Tinggi
Berbagai keunggulan padi hibrida Longping Pusaka dibandingkan varietas inbrida menarik minat banyak petani untuk menanamnya. Longping Pusaka adalah varietas padi hibrida yang dihasilkan Prof. Yuan Longping, pakar padi hibrida pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Padi Hibrida Nasional di China. Atas jasa-jasanya itu, Prof. Longping banyak mendapat penghargaan dari FAO, UNESCO, dan negara-negara terkemuka.
Varietas Longping Pusaka 1 dan Longping Pusaka 2 dirilis Menteri Pertanian sebagai varietas unggul nasional dengan keputusan No. 520-521/Kpts/TP.240/9/2002. Hal itu setelah dilakukan uji adaptasi dan multilokasi di Jabar, Jateng, Jatim, Bali, dan NTB. Uji multilokasi dilakukan selama dua musim tanam, yaitu MK 2001 dan MH 2001— 2002. Hasil uji menunjukkan, varietas Longping Pusaka mampu mencapai produktivitas 15— 30% lebih tinggi dibandingkan IR 64, Cisadane, dan Membrano sebagai pembanding.
“Peningkatan produksi 2—3 ton atau lebih tiap hektar dengan menanam Longping Pusaka akan meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan semangat kerja para petani. Yang akhirnya meningkatkan produksi dan ketahanan pangan nasional,” jelas Djamzu Papan, Chairman PT Bangun Pusaka, produsen benih padi hibrida Longping Pusaka di Jakarta.
Mutu Beras dan Nasi
Hasil pengujian mutu giling dan mutu beras pada skala laboratorium, Longping Pusaka menunjukkan rendemen pecah kulit dan rendemen beras kepala lebih tinggi dibandingkan IR 64. Begitu juga dari penampilan, bentuk dan ukuran beras, tekstur nasi dan rendahnya derajat pengapuran sangatlah baik. Kandungan proteinnya di atas 50% lebih tinggi dari IR 64.
Uji mutu rasa atau organoleptik dilakukan dengan cara mencicipi nasi. Sebagai pembanding IR 64, Cisadane, dan Membrano. Uji mutu rasa dilaksanakan 15 panelis dan 70 pengusaha, peneliti, serta pedagang beras pada 28 Oktober 2001 bertempat di Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor. Komponen uji mutu nasi meliputi rasa, warna, aroma, kepulenan, dan penerimaan umum. Ternyata Longping Pusaka lebih disukai.
Untung Jaya
Deskripsi Varietas
Uraian Longping Pusaka 1 Longping Pusaka 2
Umur tanaman (hari) 110 – 115 115 – 120
Bentuk tanaman Agak serak Tegak dan kompak
Tinggi tanaman (cm) 82 – 106 82 – 121
Anakan produktif 8 – 12 8 – 10
Warna batang Hijau Ungu muda
Posisi daun Tegak sampai miring Tegak sampai miring
Daun bendera Tegak sampai miring Tegak
Bentuk gabah Gemuk Panjang gemuk
Warna gabah Kuning jerami Kuning bersih
Kerontokan Sedang Sedang
Kerebahan Tahan Tahan
Tekstur nasi Pulen Pulen
Rasa nasi Enak Enak
Hasil (ton/ha GKG) 7 – 10 7 – 10
Potensi hasil (ton/ha GKG) 12 12
Ketahanan Tidak tahan terhadap Peka terhadap wereng
Terhadap hama Wereng cokelat biotipe 2 & 3 cokelat biotipe 2 & 3
Ketahanan Agak tahan terhadap Agak tahan terhadap
Terhadap penyakit Hawar daun strain III & IV Hawar daun strain III & IV
Keterangan Cocok ditanam untuk Cocok ditanam untuk
dataran pada ketinggian dataran pada ketinggian
0 – 400 m dpl dan 0 – 400 m dpl dan
berpengairan terjamin berpengairan terjamin