Selasa, 20 Maret 2007

Kiat Berkebun Durian Ala Bernard Sadhani

Hal itu dikemukakan Bernard Sadhani, seorang pekebun durian komersial di wilayah Cianjur, Jabar. Bayangkan saja, pohon durian rata-rata baru berbuah pada tahun kelima setelah tanam. Selama itu, tanaman durian harus dirawat dengan biaya sekitar Rp500.000/pohon/tahun. Jadi, butuh investasi sebesar Rp2,5 juta dan waktu lima tahun untuk mendapatkan hasilnya. Namun demikian, durian merupakan tanaman yang masa produksinya cukup panjang, hingga 40 tahun. 

 

Pilih Varietas Monthong

Dari sekadar hobi makan durian, pada 1990 Bernard akhirnya terjun menjadi seorang pekebun durian. Menurut Bernard, angka kembali modal (return of investment) berkebun durian di Indonesia sekitar 8—12 tahun, dengan luas minimum 10 ha. Dari segelintir pekebun durian komersial yang berhasil di Indonesia, “Banyak juga  pekebun durian kita yang nggak sukses karena pemeliharaannya kurang baik,” jelas pria  asal Padang itu.

Sekarang mantan kontraktor pelabuhan perikanan ini memiliki kebun durian seluas 30 ha yang ditanami 4.000 pohon durian monthong.  Dalam setahun, ia memanen 50—100 ton durian. yang dipasarkan ke agen buah besar di Bandung.

Ia sengaja memilih varietas durian monthong, karena “Walaupun secara kualitas (rasa) durian monthong kalah dengan durian lokal, tetapi adaptasi tanamannya paling bagus,” ujarnya mantap. Kelebihan lainnya, monthong dapat disimpan hingga 10 hari, sedangkan durian lokal sudah pecah kulitnya dalam waktu dua hari saja. “Sebaliknya, bila dipetik muda, nggak bisa matang,” tambah Bernard yang berlatarbelakang pendidikan Teknik Sipil ini.

Lokasi yang tepat juga penting dalam berkebun durian. Pada umumnya, durian menghendaki tanah lempung berpasir dengan intensitas sinar matahari minimal 5 bulan dalam setahun. Durian tumbuh subur di ketinggian kurang dari 500 m di atas permukaan laut dplm. “Bisa juga ditanam di ketinggian 900 m, tapi berbuahnya lama,” katanya lagi.

 

Jual ke Agen Buah

Musim durian datang setahun sekali, tetapi buah bisa dipanen dalam tiga tahap. Jika cuaca panas mencapai 3—4 minggu, tanaman bisa dirangsang untuk berbunga lagi. Pergantian cuaca dari hujan ke panas sesudah itu, dapat merangsang tanaman untuk berbunga sekali lagi. “Jadi, dalam satu tanaman terdapat 2—3 umur bunga atau buah,” jelas Bernard.

Durian terbaik dihasilkan oleh perbungaan tahap pertama, sedangkan durian terbanyak diproduksi pada pembungaan tahap kedua. Pekebun durian biasanya berusaha keras agar bisa memetik durian lebih banyak sewaktu panen pertama yang jatuh pada November—Desember. Pada saat itu, hujan belum terlalu sering turun sehingga rasa duriannya paling enak.

Untuk mendapatkan durian berkualitas baik, tanaman harus dirawat dengan baik. Namun, masih menurut Bernard, tiap pohon berbeda kondisinya. Begitu juga dengan kondisi cuaca yang tidak sama dari tahun ke tahun. “Jadi, nggak mungkin kita bikin kalender treatment karena cuaca yang nggak menentu,” tandasnya.

Durian yang diinginkan oleh konsumen, rata-rata berukuran 3,5—5 kg/buah. Setelah mencapai umur panen, yakni 130—145 hari, durian dipanen dan langsung disortir,  dibersihkan, dan dimasukkan ke dalam boks.  “Dalam sekali panen, durian yang nggak masuk kelas untuk dijual sekitar 10—20%,” ungkap bapak yang bermukim di Bandung tersebut.

Durian yang memenuhi kriteria segera dikirim ke agen buah besar langganannya dengan harga berkisar Rp12.000—Rp14.000/kg. Sedangkan, buah yang tidak lulus sortir, terlalu matang atau terlalu besar misalnya, dijual pada pedagang buah lokal di sekitar kebun.

Enny Purbani T.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain