Itulah cita-cita Fadel Muhammad yang disampaikannya saat menyerahkan hewan kurban pada Idul Adha lalu di Masjid Baiturahim Gorontalo. Saat itu dia menyerahkan dua ekor sapi sebagai hewan kurban.
Dibandingkan sapi lainnya, sapi dari Fadel terlihat berbeda. Kulit dan rambutnya mengkilap. Tubuhnya gemuk berisi dan bebas luka. Sedangkan sapi lainnya tampak kusam, kurus, dan terdapat luka pada sekitar mata.
Nutrisi Tambahan
“Sapi ini hasil percobaan. Sapi ini kita kasih makan jerami kering dan ditambah nutrisinya. Nutrisi tersebut kita buat dengan tumbuhan dari Gorontalo, seperti buah-buahan dan tumbuhan khusus, manggata. Jika ini berhasil, saya akan bicarakan dengan Bapak Presiden dan ternak sapi menjadi komoditas unggulan Gorontalo,” jelas Fadel Muhammad.
Sebelumnya, pihak Fadel sudah melakukan percobaan pemberian pakan semacam itu selama dua bulan. Hasilnya, tekstur daging sapi hasil percobaan bagus dan jeroannya berwarna putih.
Manggata adalah rumput teki yang banyak tumbuh di Gorontalo. Buah-buahan dan teki ini diekstrak lalu diberikan kepada sapi setiap pagi. Setiap sapi diberi minum 5 tetes nutrisi tersebut yang dicampurkan dengan 100 ml air.
Dengan tambahan nutrisi khusus ini nafsu makan sapi meningkat. Sapi mau memakan aneka hijauan, seperti jerami kering serta batang dan tongkol jagung. Jatah hijauannya tidak terbatas alias sekenyangnya.
Selain itu, sapi diberi juga jatah konsentrat yang terdiri dari dedak jagung 70%, tepung jagung 15%, biji kapuk 5%, ampas kelapa 5%, mineral, garam, dan lain-lain 5%. Tiap ekor dijatah 6 kg konsentrat sehari.
Dengan pola pakan tersebut, sapi kancingan, begitu orang Gorontalo bilang, menghasilkan pertambahan bobot badan harian rata-rata (average daily gain-ADG) sebanyak 1,2 kg. Angka ini terbilang bagus karena rata-rata ADG sapi lokal berkisar 1 kg.
Gorontalo Beef
Fadel Muhammad sangat gembira setelah menyembelih hewan kurban dan menyaksikan daging serta jeroannya. Selain hasil percobaan berhasil, Idul Adha kali ini memberikan makna tersendiri bagi gubernur yang berjiwa pengusaha tersebut.
Sebagai hamba Allah, dirinya siap berkorban atas segala perintah-Nya. “Dalam era modern, pengorbanannya adalah berbakti kepada masyarakat, berbuat yang baik kepada orang miskin, dan memajukan sebuah kawasan,” urainya.
Sapi kurban yang disembelih itu terlihat mengeluarkan darah berwarna merah tua dan dagingnya kemerahan dengan sangat sedikit lemak. Jeroannya putih dan bersih dengan lapisan lemak tipis berwarna putih. Hampir tidak tercium bau tidak sedap seperti biasanya.
Jantung sapi tersebut berukuran besar dan tidak diselaputi lemak. Bagian dalam babat yang biasanya hijau kehitaman menjadi putih. “Hari ini saya menyaksikan sendiri hasil penyembelihan sapi percobaan kita. Hasilnya jauh berbeda dibandingkan daging sapi tanpa perlakuan,” tegas Fadel.
Gubernur Provinsi Jagung ini lebih lanjut bertutur, dulu dirinya sering mendengar orang mengatakan ada Kobe Beef, Argentina Beef, dan Ramond Beef di Amerika. Itu nama-nama daging berkualitas dari suatu negara yang sapinya mereka rawat tersendiri.
Sekarang Gorontalo sudah menemukan nutrisi dan makanan yang tepat untuk ternak. Tahun ini dia akan membuat program khusus untuk rakyat Gorontalo, yaitu pengembangan ternak dengan nutrisi tambahan sehingga peternak mampu menjual daging ke daerah lain.
Setelah mencicipi daging sapi kurbannya, Fadel Muhammad mengirim pesan pendek kepada AGRINA, “Dagingnya luar biasa. Dan saya senang karena telah menemukan format dan cara serta murah untuk penggemukan sapi.
Gorontalo akan menjadi pengekspor daging sapi di timur Indonesia. Ke depan, pasar dalam negeri dan ekspor akan kita rebut dengan produk ‘Gorontalo Beef’.”
Untung Jaya