Pertumbuhan ayam pedaging (broiler) saat ini sangat pesat. Setelah dipelihara 42 hari, bobot badannya mencapai lebih dari 2 kg. Hal ini tak lepas dari keberhasilan seleksi genetik yang dilakukan intensif oleh para pembibit.
Sayangnya, pertumbuhan massa otot yang cepat itu tidak diimbangi dengan kecepatan tumbuh sistem tubuh lainnya. Misalnya, perbandingan antara jantung dan paru-paru dengan bobot badan, lebih kecil dibanding 10 tahun lalu. Seolah-olah ukuran jantung dan paru-paru menjadi lebih kecil.
Oleh sebab itu, ayam lebih mudah mengalami stres, khususnya yang terkait dengan sistem pernafasan. Tak heran muncul anggapan di kalangan peternak bahwa ayam pedaging sekarang ini lemah dan mudah sakit. Kematian yang disebabkan oleh kembung (ascites), serangan jantung, stres akibat panas (heat stress), dan penyakit pernafasan kompleks menjadi lebih sering terjadi.
Jaga Kebersihan
Di banding manusia, sistem pernafasan ayam sangat berbeda. Ayam menghirup udara bersih melewati tenggorokan (trachea), melalui saluran di dalam paru-paru, dan langsung dialirkan ke kantung udara abdominal. Udara yang mengandung oksigen (O2) ini dipompa kembali ke atas (paru-paru) untuk bertukar dengan karbondioksida (CO2) yang akan dikeluarkan.
Udara yang mengalir ke kantung udara dapat saja tercemar oleh agen penyebab penyakit. Saluran pernafasan bagian atas merupakan pintu gerbang bagi masuknya benda asing.
Sebenarnya pada saluran tersebut sudah ada mekanisme tersendiri yang mampu menyaring dan menghalangi masuknya agen penyakit atau benda asing. Mekanisme tersebut berupa silia dan sel epitel yang menjebak dan membuat benda asing terperangkap sehingga mudah dibuang keluar tubuh.
Partikel asing dengan ukuran lebih dari 4 mikron akan terperangkap dalam silia saluran pernafasan. Oleh lendir yang ada di permukaan rongga hidung partikel tersebut dibuang keluar. Di dalam trachea dan saluran yang lebih dalam terdapat juga saringan partikel yang ukurannya lebih kecil.
Masalah akan muncul bila mekanisme pertahanan tersebut rusak. Semakin dalam kerusakannya perlu waktu lebih lama untuk memperbaikinya. Ayam pun berisiko terhadap serangan penyakit.
Oleh karena itu udara dalam kandang dan lingkungannya harus dijaga supaya bersih dan bebas kuman. Kandang harus bebas dari debu dan amoniak. Amoniak sangat jahat bagi saluran pernafasan karena mengiritasi dan merusak silia sehingga tidak berfungsi sebagai penyaring udara. Hal ini yang menyebabkan ayam menjadi lebih peka terhadap penyakit pernafasan.
Kenali Penyebabnya
Pertumbuhan ayam pedaging yang seharusnya berlangsung pesat dapat terhambat oleh gangguan dan penyakit pada saluran pernafasan, karena :
§ Pasokan oksigen terbatas sehingga tubuh kekurangan ‘bahan bakar’ untuk menyalurkan nutrisi ke seluruh tubuh.
§ Kekurangan oksigen memacu kerja jantung dan dapat menyebabkan ascites.
§ Daya tahan tubuh menurun
§ Pelepasan panas tubuh terhambat
Melihat berbagai kerugian akibat gangguan pada saluran pernafasan, maka pengelolaan terhadap saluran dan penyakit pernafasan menjadi penting, khususnya untuk mencapai pertumbuhan ayam pedaging yang optimal.
Performa ayam pedaging dipengaruhi oleh fungsi tubuh (fisiologi) yang normal. Beberapa hal yang dapat mengganggu dan menimbulkan stres menyebabkan gangguan fisiologi adalah virus, bakteri mycoplasma, perubahan cuaca dan lingkungan, tatalaksana kurang baik, perubahan pakan, transportasi, serta penanganan ayam.
Dari semua faktor penyebab stres tersebut, mikroorganisme patogen seperti ND/tetelo (galur mesogenik dan velogenik), infectious bronchitis (IB), avian influenza (AI), dan mycoplasma sangat berperan bagi timbulnya penyakit pernafasan yang kompleks. Maka dari itu perlu dilakukan biosecurity/mencegah masuknya penyakit serta vaksinasi dan medikasi/pengobatan yang efektif.
Mycoplasma menimbulkan penyakit pernafasan yang sifatnya ringan tetapi bila bergandengan dengan mikroorganisme yang juga menyerang pernafasan atau agen imusupresi ditambah tatalaksana yang buruk, akan memicu penyakit yang jauh lebih serius atau penyakit pernafasan kronis alias CRD. Apabila mycoplasma menggandeng E. coli yang terjadi adalah CRD kompleks.
Siapkan Vaksinasi
Seiring dengan semakin padatnya populasi ayam, semakin tinggi pula tingkat kontaminasi mycoplama. Hal ini perlu diwaspadai karena infeksi mycoplasma atau CRD terjadi pada setiap periode pemeliharaan pada peternakan ayam yang berada di daerah endemik.
Mycoplasma yang terdapat dalam tubuh dapat menyebabkan vaksin yang diberikan (terutama ND dan IB) kurang optimal. Oleh karena itu, perlu dibuatkan program medikasi sebagai kontrol terhadap mycoplasma (juga E. coli) agar tanggap kebal yang dibentuk optimal dan mampu melindungi terhadap challenge’ atau tantangan di lapangan.
Perlu diketahui, tidak semua antibiotik dapat bekerja memberantas mycoplasma. Antibiotik yang dapat digunakan adalah dari kelompok makrolida seperti spiramisin dan eritromisin atau fluoroquinolon.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah program vaksinasi ND dan IB yang bisa jadi tidak sama untuk setiap tempat. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan adalah :
§ Status mycoplasma dan aspergillosis di lokasi tersebut,
§ Bagaimana maternal antibody terhadap IB dan ND dan keseragamannya,
§ Tingkat keganasan dan challenge virus IB dan ND di lapangan,
§ Tingkat daya tahan tubuh/status kekebalan ayam,
§ Kualitas udara dalam kandang,
§ Kondisi ayam secara umum.
Rosalia Ariyani/Sanbe Farma