Menyusuri jalan di Kecamatan Ciparay, Bandung Selatan, tak sulit menemukan papan yang menginformasikan ada penjualan benih ikan mas. Tak mengherankan, sejak dulu Kecamatan Ciparay dikenal sebagai sentra benih ikan air tawar, termasuk ikan mas.
Keahlian memijahkan (mengawinkan) ikan mas rata-rata diperoleh penduduk kecamatan itu secara turun temurun. Bukan hanya benih ikan mas, hampir semua jenis ikan air tawar dapat diproduksi petani ikan di wilayah ini, mulai dari lele, nila, gurami, bawal air tawar, hingga koi.
Beralih ke Subang
Andalan utama bisnis benih di Ciparay dari dulu hingga sekarang adalah ikan mas. Benih jenis ikan lain hanya sebagai penunjang. Alasannya, “Permintaan benih ikan mas paling tinggi, terutama dari petani ikan di Cirata,” ujar H. Deden, pengumpul dan pendeder benih ikan.
Para bandar benih ikan di sana menghitung, tak kurang dari 400 ton benih ikan mas diproduksi di Kecamatan Ciparay dan sebanyak 85% dikirim ke Cirata.
Sayangnya, sejak beberapa tahun terakhir bisnis benih ikan mas menurun tajam. Salah satu penyebabnya adalah semakin memburuknya kualitas air yang mengalir dari Gunung Wayang.
“Di wilayah Cikoneng, air semakin kotor, sementara daerah pesawahannya banyak berubah menjadi pemukiman sehingga pasokan air kian sulit,” konfirmasi Asep, pendeder asal Desa Cikoneng, Ciparay. Di sisi lain, luasan lahan untuk pembenihan di kecamatan tersebut terus berkurang, padahal permintaan benih ikan mas justru meningkat.
Saat ini petani ikan di Jatiluhur dan Cirata lebih memilih Subang sebagai sumber benih ikan mas karena menganggap benih ikan dari wilayah tersebut lebih baik. “Padahal, dulu para pendeder di Subang belajar dari sini,” jelas Deden.
Ia mengaku terus mengalami penurunan omzet penjualan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini hingga 80%. “Dulu saya bisa menjual benih ikan mas 200 liter/hari dan benih lele 300 liter/hari. Tapi sekarang paling-paling hanya bisa menjual 200 liter/bulan per jenis,” keluh pendeder sekaligus bandar benih asal Kampung Rancasagara ini.
Masih Menguntungkan
Untuk mengantisipasi permintaan benih ikan yang melonjak, Deden dan Asep bermitra dengan pendeder lainnya. Harga pasaran sekarang benih ikan mas Rp5.000/gelas dan lele sekitar Rp7.500/gelas.
Benih ikan mas kemudian dijual kepada pendeder dengan harga Rp4.500/gelas dan Rp7.000/gelas untuk lele. Mereka meraih keuntungan sekitar Rp500/gelas.
Kendati omzet terus menurun, mereka mengakui usaha pendederan ikan mas masih menjanjikan. “Untungnya tetap ada, tapi tidak sebesar tahun 2000-an. Sekarang kita mesti pintar-pintar efisiensi agar mendapat untung lebih besar,” kilah Asep. Selain itu, ada pula petani menambah jenis ikan yang diproduksi untuk menambah keuntungan.
Berbeda dengan Asep, Deden ia tetap memilih ikan mas dan lele sebagai andalan usahanya karena menilai permintaan benih ikan tersebut masih tetap tinggi. Ia memiliki sejumlah induk ikan mas dengan bobot rata-rata 2,5 kg/ekor. Untuk memijahkannya, ia memasukkan seekor induk betina dan 10 ekor induk jantan yang matang kelamin ke dalam hapa berisi 10 kakaban (sarang terbuat dari ijuk).
Setelah ikan memijah pada pukul 02.00—04.00 dini hari, sebelum matahari terbit induk kemudian dipindah ke kolam lain. Setelah 9 hari, larva ikan mas diberi pakan berupa tepung pellet. Jumlah tepung pellet yang dibutuhkan selama 15—45 pemeliharaan kurang lebih 6 kg dengan harga pellet Rp3.500/kg.
Dari sekali pemijahan, dapat dihasilkan sekitar 40 gelas benih. Selain dalam satuan gelas, ada juga petani pendeder yang membeli saat larva masih di kakaban seharga Rp20.000/kakaban. Dengan harga Rp5.000/gelas ukuran 200 ml, seekor induk betina menghasilkan Rp200.000.
Untuk memulihkan bisnis benih ikan di Bandung dan sekitarnya, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung berupaya membangun Depo Pasar Ikan sebagai tempat lelang dan transaksi jual beli benih ikan.
Menurut Rosidi, petugas Depo, pasar yang dibangun pada 2005 itu diharapkan memudahkan para petani ikan di luar Bandung yang ingin mencari benih ikan di Ciparay. Di Depo tersebut, dibangun 10 kolam pendederan untuk menampung benih yang akan dijual. Depo juga berfungsi sebagai tempat berkumpul para bandar dan petani pendeder.
Muhanda