Senin, 6 Nopember 2006

Prinsip Pengobatan pada Budidaya Ikan

Teknologi budidaya ikan saat ini telah banyak dikembangkan guna memperoleh hasil yang maksimal. Namun hal ini terhadang oleh berbagai permasalahan terutama penyakit sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Ikan yang terserang penyakit menjadi lambat tumbuh, periode pemeliharaan lebih lama, konversi pakan tinggi, bahkan kematian.

 

Kendalikan dengan Prinsip

Timbulnya serangan penyakit pada ikan merupakan hasil interaksi yang tidak seimbang antara lingkungan (air, tanah dan udara), ikan (yang dibudidayakan), dan mikroorganisme patogen (parasit, bakteri, virus, dan cendawan). Pengetahuan mengenai sumber penyakit akan sangat membantu petani dalam upaya pengendalian munculnya penyakit, penyebaran, dan pengobatan ikan sedini mungkin.

Identifikasi atau diagnosis penyakit pada ikan dapat diketahui dari kelainan yang terdapat pada organ tubuh, seperti adanya bercak putih atau merah pada tubuh, sirip gripis (rusak/rontok), mata menonjol, dan insang pucat. Tanda lain dapat dilihat dari nafsu makan yang turun, dan cara berenang yang tidak normal serta perubahan pada organ dalam (hati, jantung, limpa).

Peneguhan diagnosis dapat dilakukan dengan menggunakan uji Polimerase Chain Reaction (PCR) atau uji bakteriologi. Sedangkan untuk pengendalian penyakit infeksi dilakukan pengobatan dengan memperhatikan tiga prinsip sebagai berikut:

1.  Penyakit yang disebabkan oleh virus. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat mengatasinya. Untuk mengatasinya, antara lain dengan  mengurangi faktor-faktor yang mendukung penyebaran penyakit, seperti kualitas air, pakan yang baik disertai pemberian Vitamin C, multivitamin lengkap, maupun imunostimulan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Bila perlu, berikan antibiotika untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder.

2. Untuk penyakit bakteri, penggunaan antibiotika yang tepat dan dosis yang sesuai anjuran sangatlah disarankan. Pilihlah antibiotika yang memang khusus digunakan untuk ikan dan telah teregistrasi. Pemanfaatan antibiotika yang tidak sesuai dosis dan ilegal akan berdampak pada timbulnya resistensi bakteri dan pencemaran air. Jenis antibiotika yang diizinkan beredar untuk pengobatan ikan dan udang antara lain ampicillin, oxytetracyclin, doxycycline, enrofloxacin, erythromycin, gentamycin, kanamycin, neomycin, dan lincomycin.

3. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit, cendawan, atau hama dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan kimia atau disinfektan dan insektisida. Disinfektan yang biasa digunakan adalah benzalkonium chloride, chlorine, formaldehyde, dan iodine. Dalam pemberian antibiotika maupun disinfektan, yang terpenting dan harus diperhatikan adalah dosis dan cara pemakaian serta waktu henti obatnya (with drawal time).

 

Perhatikan Kualitas air

Selain mendiagnosis dan mengendalikan pertumbuhan organisme penyebab penyakit, media hidup ikan, yakni air,  juga harus mendapat perhatian karena bisa  menjadi salah satu faktor pencetus timbulnya penyakit. Lingkungan perairan tempat ikan dipelihara sebaiknya terus dijaga kualitasnya. Caranya, antara lain dengan memberikan probiotik, menjaga agar parameter kualitas air seperti oksigen terlarut, salinitas, dan keasaman (pH) dalam batas yang bisa ditoleransi ikan. 

Bila kondisi ikan menurun akibat keracunan pakan atau kekurangan gizi, sistem penyimpanan pakan  sebaiknya  diperbaiki dan kandungan gizi pakan ditingkatkan. Jika perlu, tambahkan vitamin, mineral, dan asam amino sebagai imbuhan pakan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah saat penanganan (handling) ikan, baik pada saat penangkapan, sampling, dan transportasi. Perlakuan yang kurang baik dapat menyebabkan ikan luka dan memar. Luka dan memar merupakan pintu masuk bakteri penyebab penyakit ke dalam tubuh ikan. Contoh, ikan kerapu yang menderita ulcus syndrome  akibat serangan  bakteri Vibrio sp.

Faktor-faktor tersebut sebaiknya selalu menjadi perhatian para pembudidaya sehingga serangan penyakit pada ikan dapat ditanggulangi secepat mungkin. Hal ini akan  terwujud bila pelaku budidaya memiliki pengetahuan, pemahaman,  dan penerapan cara budidaya ikan yang baik.

Drh. Dewi N. Palupi-Sanbe Farma

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain