Jumat, 25 Agustus 2006

Angkutan Gurami Minim Air

Gurami (Osphronemous gouramy) terbilang ikan air tawar termahal di antara berjenis-jenis ikan konsumsi di Indonesia. Biasanya ikan ini dijual dalam keadaan hidup atau segar. Harga gurami mati hanya setengah dari gurami hidup.  Karena itu faktor pengangkutan atau transportasi menjadi penting.

Mortalitas yang tinggi, berkisar 20—30%, menjadi salah satu masalah dalam pengangkutan ikan hidup. Dengan transportasi minim air, mortalitas bisa ditekan  hingga tinggal 5—10%.

 

Pakai Minyak Cengkeh

Pengangkutan ikan hidup pada umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu secara terbuka dan tertutup. Pada cara pertama, ikan dimasukkan ke dalam wadah berisi air tanpa penutup. Sedangkan pada pengangkutan tertutup, umumnya menggunakan  kantong plastik yang diisi air dan oksigen.

Dengan sistem ini, tingkat kematian ikan masih cukup tinggi karena  tingginya kadar CO2, akumulasi NH3, dan infeksi bakteri akibat luka fisik yang disebabkan kasarnya penanganan. Selain itu, biaya yang dikeluarkan cukup besar mengingat air sebagai media hidup ikan pun juga harus ikut diangkut. Apalagi jika menggunakan layanan transportasi udara, ongkosnya makin membengkak.

Dengan meminimalkan volume air yang turut diangkut, biaya transportasi bisa ditekan. Caranya, antara lain melalui  pemuasaan (pemberokan),  penurunan suhu air, dan pembiusan atau pemingsanan Prinsip utamanya dengan menurunkan tingkat metabolisme dan  mengurangi zat yang diekskresikan ikan ke dalam air.

Pemberian bahan pembius, seperti minyak cengkeh, ke dalam media pengangkut dapat mengganggu keseimbangan ionik dalam otak ikan sehingga insang tidak berfungsi secara normal. Dengan begitu,  proses osmosis oksigen  ke dalam sel-sel darah insang terganggu, aktivitas metabolisme dan konsumsi oksigen pun berkurang.

Sebelum dibius, ikan dipuasakan selama 24 jam agar tidak muntah. Setelah itu ikan hidup dipingsankan atau ditenangkan dengan penurunan suhu dan campuran minyak cengkeh untuk mengurangi stres. Kondisi ini akan menekan tingkat kematian sehingga memungkinkan ikan diangkut dalam jarak jauh.

Minyak cengkeh berasal yang berasal dari tanaman cengkeh (Eugenia aromaticum)  mempunyai sifat khas karena mengandung eugenol sebanyak 70—79%. Minyak asiri ini berfungsi sebagai bahan pemingsan. Konsentrasi minyak cengkeh untuk membius ikan berkisar 10—20  ppm.

 

Tahapan Transportasi

Tahapan transportasi ikan hidup dimulai dari pemingsanan ikan secara perlahan dalam bak yang berisi air dengan menambahkan hancuran es sampai suhu air mencapai 18oC. Untuk mempertahankan suhu lingkungan selama pengangkutan dan  menahan ikan tidak bergeser dalam kemasan, diperlukan bahan pengisi berupa  sekam dan serutan kayu.

Bahan pengisi tersebut didinginkan terlebih dahulu hingga mencapai suhu sedikit di bawah suhu penyimpanan ikan. Setelah itu, serutan kayu ditempatkan dalam kotak styrofoam untuk selanjutnya dilapisi dengan karung goni. Sebelum digunakan, sekam, serutan kayu, dan karung goni direndam dalam air es agar suhunya mendekati 18oC.

Masukkan sekam ke dalam kotak styrofoam dan lapisi dengan karung goni yang telah disiapkan. Selanjutnya letakkan  gurami di atas karung dan tutup dengan serutan kayu. Untuk menjaga suhu tetap konstan selama perjalanan 10—12 jam, masukkan beberapa bongkahan batu es dalam plastik di beberapa tempat. Selanjutnya, tutup kotak styrofoam rapat-rapat menggunakan selotip tebal agar suhu tidak cepat melonjak.

Bobot gurami yang ditempatkan dalam kotak styrofoam berkisar 5—15 kg. Dosis minyak cengkehnya berkisar 15—25 ppm. Tingkat kelangsungan hidup transportasi minim air ini antara 80—95%. Kelangsungan hidup gurami meningkat disebabkan oleh kemampuan minyak cengkeh dalam menekan metabolisme ikan. Dengan menurunnya aktivitas metabolisme ikan, laju konsumsi oksigen menurun dan laju pengeluaran hasil ekskresi pun berkurang.

Efek pembiusan dapat segera dihilangkan dengan cara menyemprotkan air segar ke dalam  rongga mulut ikan. Air dialirkan dari mulut ke insang agar ikan dapat mengambil oksigen secara efisien. Selanjutnya, masukkan ikan ke dalam bak berisi air dengan sistem aerasi yang cukup besar. Ikan akan segera sadar dan pulih dari pingsannya dalam kurun waktu  waktu 5—30 menit sesudah diambil dari larutan pembius.

Enny Purbani T. 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain