Penyemaian benih bawang merah dilakukan 35—50 hari sebelum penanaman. Semakin tua umur semai, semakin tinggi tingkat adaptasinya dan semakin cepat pula umur panen. Sebelum disemai, benih dapat dicampur fungisida berupa bubuk kering agar terbebas dari jamur pengganggu dan terlihat jelas pada saat ditabur.
Media semai yang digunakan berupa campuran tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 1: 1: 1. Apabila pasir tak cukup, tanah juga bisa tapi dicampur pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 4 : 1. Kemudian dibuat persemaian dalam bentuk bedengan berukuran 1 m x 10 m. Sebelum disemai, media disiram air sampai basah. Ketika media siap, kemudian digaret sekitar 7 cm menggunakan garpu atau alat sejenis. Barulah biji bawang ditebar dalam larikan baris dengan jarak 7 cm antarbaris. Kemudian di atas semai, ditabur tanah halus yang telah dicampur sekam setebal sekitar 0,5 cm.
Semai kemudian ditutup jerami atau daun pisang sebagai proses pengopenan. Jerami dibuka pada 4 hari setelah semai (HSS) atau pada kondisi semai sudah muncul di permukaan tanah.
Untuk melindungi semai, tempat pesemaian ditutup plastik melengkung untuk menjaga dari hujan, suhu, dan kelembapan yang kurang mendukung bagi semai kecil. Umur 35—50 HSS, bibit sudah siap dipindahtanamkan.
Pengolahan Media Tanam
Pengolahan lahan bertujuan untuk memberikan kondisi yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan bawang merah. Hal yang perlu diperhatikan meliputi pekerjaan memecah, membalik, dan meratakan tanah sehingga diperoleh tanah yang gembur.
Pada tahap persiapan, pH tanah perlu disesuaikan dengan tanaman bawang merah. Apabila pH lebih rendah dari yang ditentukan, tanah perlu dikapur. Tanpa pengapuran, tanaman sulit menyerap beberapa unsur seperti Mn. Sebaliknya, ada unsur yang terserap dan meracuni tanaman itu sendiri (unsur Al).
Setelah itu, tanah dibajak sedalam kurang lebih 20—30 cm. Tanah lalu dibiarkan selama 5—7 hari agar bongkahan akibat pembajakan, mendapat cukup angin dan sinar matahari secara langsung. Pengolahan selanjutnya, tanah diratakan sekaligus bongkahan-bongkahan dihancurkan dengan cangkul, lalu dibiarkan selama 7 hari agar menjadi kering. Kemudian dicangkul hingga diperoleh struktur tanah yang gembur.
Dalam pembentukan bedengan, sebaiknya lebar bedengan 120—180 cm agar air irigasi dapat meresap sampai ke tengah bedengan secara sempurna. Panjang bedengan disesuaikan dengan lahan setempat, sedangkan tingginya sekitar 30—50 cm. Lebar selokan dibuat 30—40 cm dengan kedalaman 20—30 cm. Ketika membuat selokan, sebaiknya tanah galian diletakkan di kiri-kanan selokan.
Untuk pembuangan air, buat saluran di sekeliling petak-petak bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman 60 cm supaya lahan tak tergenang, terutama saat musim hujan. Bila bawang merah ditanam pada musim penghujan, bedengan hendaknya ditinggikan, dan selokan atau parit-parit dibuat lebih tinggi dan lebih dalam agar air hujan yang berkelebihan tidak menggenangi tanaman di bedengan.
Selain ukuran bedengan, perlu juga diperhatikan arah bedengan karena akan berpengaruh terhadap penyebaran sinar matahari ke seluruh tanaman. Agar seluruh tanaman memperoleh sinar matahari secara merata, sebaiknya bedengan membujur arah Timur-Barat. Arah aliran jangan sampai searah panjang bedengan apabila pengairannya dengan sistem penggenangan (leb). Pasalnya, tanah yang dekat dengan sumber air menjadi jenuh dan mendorong perkembangan cendawan. Akibatnya tanaman bawang akan mati.
Penanaman
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, jarak tanam yang disarankan 7 cm x 15 cm, dengan satu lubang satu tanaman. Pada saat tanam, diusahakan air menggenang sampai batas bedengan dan apabila bagian tengah kurang basah dapat dilakukan penyiraman sebelum penanaman. Setelah selesai penanaman, air yang menggenang harus langsung dibuang dan tanaman tak boleh disiram selama 2—3 hari.
Dibandingkan menggunakan benih umbi (1,3 ton/ha), kebutuhan benih berasal dari biji lebih sedikit, hanya 4—5 kg/ha.
Ada dua cara penanaman bibit. Pertama dengan memindahkan bibit langsung ke lahan atau bedengan. Biasanya ini dilakukan pada musim hujan. Kedua, memangkas pucuk bibit bawang merah sekitar 5 cm dari pucuk. Cara ini biasanya diterapkan untuk penanaman musim kemarau. Kurang lebih 4 hari setelah tanam (HST), tanaman akan mengalami stres dan berangsur-angsur membaik pada umur + 6 HST .
Supaya tumbuh optimal, beberapa hal perlu diperhatikan: Penyulaman bila ada bibit yang mati; penjarangan untuk pola tanam satu lubang dua tanaman; penyiangan rumput dan pembumbunan.
Agar produksi optimal dilakukan pemberian pupuk susulan pada umur 10—15 hari (susulan I) dan umur 25—35 hari setelah tanam (susulan II) tapi sebelumnya diberikan pupuk dasar. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (organik) dan pupuk kimia (anorganik).
Untuk menunjang pertumbuhan, pada umur 20—25 HST dilakukan pendangiran dengan menggaruk tanah di sekitar tanaman bawang. Fungsinya agar sirkulasi udara dalam tanah lebih baik dan tanah lebih gembur sehingga perakaran dapat tumbuh dengan baik Setelah penggarukan, tanah akan terlihat bersih dari gulma dan pertumbuhan tanaman akan lebih cepat dan terlihat subur.
Ir. Agus Setiyono, Praktisi