Kandang sapi perah yang baik dapat berkonsep bedding. Artinya, selain fasilitas standar sebuah kandang sapi perah, disediakan juga tempat tidur khusus untuk sapi. Dengan konsep ini, sapi-sapi tidak diikat, tapi mereka bebas berkeliaran di dalam kandang. Di atas tempat tidur dipasangi kawat baja sehingga bila sapi berdiri hendak buang kotoran, punuknya akan terhalang kawat itu. Praktis si sapi mundur dan kotoran maupun air seninta tidak mencemari tempat tidur.
Sejak 2002, Taurus Dairy Farm, peternakan sapi perah di Sukabumi, Jabar, telah mengadopsi konsep dari Amerika tersebut. Ir. C. Nugroho Wicaksono, M.Si, Manajer Farm menjelaskan, kandang bedding di farmnya berukuran 25 m x 40 m dapat menampung 100 ekor lengkap dengan tempat tidur sapi yang dilapisi pasir. Produktivitas 650 ekor sapi perahnya rata-rata 15 liter/ekor/hari dengan total jumlah kuman (total plate count-TPC) 500.000. “Tren produksi susu juga naik 10%/tahun dari 2.500 liter menjadi 3.000 liter,” terang Nugroho kepada AGRINA.
Mengurangi Penyakit
Dengan adanya tempat tidur khusus dalam kandang, sapi tidak akan tidur di tempat becek. Tempat becek merupakan wahana penularan kuman yang sangat tinggi. Kandang seperti ini juga salah satu perwujudan prinsip animal welfare supaya sapi merasa sejahtera dan nyaman. Pada akhirnya sapi memberikan kontribusi produksi susu yang baik dan berkualitas.
Ditambahkan Nugroho, selain meningkatkan produktivitas dan kualitas susu, konsep kandang bedding juga dapat mengurangi kasus penyakit mastitis. Padahal, “Jika sapi terjangkiti penyakit ini akan mengurangi produktivitasnya sampai 20%” ungkap Nugroho. Sependapat dengan Nugroho, Managing Director PT Tetra Pak Indonesia, Peter Logan, menganjurkan agar peternak memperhatikan kebersihan kandang. “Jangan sampai sapi terjangkit salah satu penyakit seperti mastitis,” ucap Peter dengan logat bulenya.
Sementara itu Prof. Hendrawan Soetanto, Guru Besar Ilmu Nutrisi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya-Malang, mengemukakan, penerapan kandang bedding bisa meningkatkan produktivitas susu karena dalam sistem kandang ini komposisi pakan dan kebersihan lingkungan lebih terjaga terjaga. Ditambahkan Hendrawan, biasanya peternak selama ini hanya membersihkan ambing sebelum diperah, bukan membersihkan kandang. “Tentu saja kuman pasti tidak keok, malah bertambah besar,” tukasnya.
Langkah Pemerintah
Dari kalangan pemerintah, Ir. Tati Setiawati, Kasubdit Sapi Perah, Ditjennak, berkomentar, kandang yang menggunakan kandang konsep bedding memang harus diupayakan agar peternak mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas susu. Masih dalam rangka mendongkrak produksi susu, ke depan pemerintah akan memfasilitasi peternak untuk pengadaan peralatan yang diperlukan.
Misalnya, alat penampung/pengumpul susu (milk can), pemotong rumput (chopper), kandang koloni, kamar pendingin, penyediaan lahan kebun rumput, kandang jepit, gudang pakan konsentrat, sarana pengolahan limbah cair dan padat, serta jaringan biogas.
Selain itu, pemerintah juga akan memfasilitasi pengadaan tenaga-tenaga penyuluh lapangan (PPL) yang selama beberapa tahun sejak otonomi daerah tidak lagi berfungsi dengan baik. “PPL sangat berperan dalam membimbing peternak menerapkan good farming practices, dan melaksanakan milk recording (pencatatan produksi susu),” kata Tati.
YanS