Gubernur dalam sambutannya mengatakan, minimnya wawasan pembangunan lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya bencana yang besar, misalnya, seperti terjadinya musibah lumpur panas di Porong, Kab.Sidoarjo, sehingga Jatim menerima dampak dari musibah karena yang keluar dari pengeboran lumpur, bukan minyak.
Secara lingkungan, ujar dia, musibah lumpur itu salah, karena mengotori lahan pertanian maupun pemukiman penduduk setempat dan diperkirakan lumpur yang mengotori lahan pertanian sudah mencapai 130 hektare lebih, karena setiap harinya lumpur yang dikeluarkan sebanyak 15-25 ribu meter kubik lebih.
Sebenarnya, program pembangunan berwawasan lingkungan sudah dilakukan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah salah satunya adalah penanaman satu juta pohon, program Jumat bersih dan sebagainya.
"Kami sebagai masyarakat atau pimpinan lembaga bahkan instansi, seharusnya dapat mengerti tentang lingkungan hidup. Oleh karena itu, program-program itu harus dilakukan dengan rutin khususnya Jumat bersih,"tuturnya.
"Tingkatkan terus pembangunan berwawasan lingkungan, sehingga seperti dulu lagi, yang mana dari 38 kab. / kota hampir 35 Kab. / kota di Jatim menerima penghargaan, katanya.
Sumber : ANTARA