Selasa, 27 Juni 2006

SITUASI FLU BURUNG DI INDONESIA SAAT INI

  1. Tidak ada bukti perubahan epidemiologi pada infeksi maupun virus H5N1 di Indonesia
  2. Indonesia telah melakukan usaha-usaha untuk memerangi virus H5N1, namun situasi belum sepenuhnya terkendali
  3. Flu Burung jenis H5N1 yang patogenik (HPAI) pada unggas telah menyebar secara luas di Indonesia, namun seberapa jauh masih tidak diketahui, meski diyakini sebagian besar dari infeksi pada hewan tidak terdeteksi.
  4. Surveilance infeksi H5N1 pada hewan masih terbatas, namun surveilance dan respons penyakit yang bersifat parsipatoris masyarakat pada sektor pertanian mulai dilaksanakan dengan kolaborasi bersama FAO
  5. Surveilance infeksi H5N1 pada manusia telah diperkuat, identifikasi, tindak lanjut dan investigasi  ketika terjadi sebuah kasus/ kluster segera dilaksanakan. Infeksi pada manusia masih merupakan kejadian yang jarang, meningat besarnya populasi manusia di Indonesia dan jutaan orang yang berada di lingkungan yang beresiko terhadap virus ini.
  6. Penularan manusia ke manusia yang berkelanjutan, terjadi secara efisien dan menyebar luas belum pernah ditemukan di Indonesia maupun di tempat lain.  Tidak ditemukan perubahan pada virus yang dapat dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan penularan pada manusia. Tingkat kewaspadaan pandemic global masih pada fase 3.
  7. Masih banyak masyarakat yang belum memiliki pengetahuan dasar mengenai resiko flu burung pada unggas mereka maupun pada diri mereka sendiri, karenanya pemahaman mereka mengenai metode pengendalian  virus H5N1 pada unggas dan bagaimana memproteksi diri mereka sendiri masih minim.

 

Dr Bayu Krisnamurti, seketaris KomNas (FBPI)  mengatakan secara jangka panjang harus dilakukan restrukturisasi peternakan di Indonesia, termasuk pembenahan pasar basah.  Namun, dalam jangka pendek ada beberapa hal yang direkomendasikan, yaitu :

a.      Harus segera dilakukan pendanaan dan implementasi dari Rencana Strategius Nasional untuk Pengendalian  Flu Burung dan Persiapan Pandemi Influensa 2006-2008,  karena keberhasilan pengendalian HPAI akan sangat bergantung pada skema kompensasi dan tepat waktu

b.      Secepatnya mengembangkan Sistem Surveilans Penyakit Hewan Nasional dengan menempatkan surveilans dan repons yang bersifat partisipatori sebagai bagian penting

c.       Memperkuat surveilans pada manusia dengan berkoordinasi pada program surveilans dan respon pada sektor pertanian/peternakan. Evaluasi seluruh sistem surveilans harus dilaksanakan, dan deteksi kluster manusia menjadi prioritas.

d.      Laporan mengenai perkembangan terakhir akan situasi di Indonesia harus lebih sering dilakukan, baik kepada mayarakat Indonesia maupun komunitas global.

 

 

 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain