Ada dua jenis cabai rawit yang diminati pasar, yaitu yang panen muda buahnya berwarna putih dan yang dipanen muda buahnya berwarna hijau. Untuk yang dipanen hijau, lebih populer disebut cabai pangsit karena banyak digunakan dalam sajian mi pangsit. Pasar lebih menyukai cabai rawit yang dipanen putih dan merah.
Panen Muda atau Tua
Saat ini sudah ada cabai rawit generasi baru yang genjah (umur singkat) dan sangat produktif. “Untuk panen muda atau warna putih, mulai umur 38 hari, sedangkan kalau panen merah umur 50—60 hari,” ungkap Nurohkim, petani cabai di Desa Sanankerto, Turen, Malang, Jatim, yang telah mencoba penanaman perdana cabai rawit genjah ini.
Menurut Nurokhim yang juga pemasok sayuran, tipe dan bentuk buah cabai itu tidak berbeda jauh dengan cabai rawit lokal sehingga pemasarannya tidak sulit. Umurnya yang pendek bisa masuk perencanaan pola tanam pada lahan sayuran dan dapat diupayakan secara intensif.
Cabai rawit genjah tersebut keluaran Panah Merah Seed dengan nama Juwita dan Dewata. “Kedua cabai rawit hibrida ini memang dirancang berumur singkat dan produktif,” ujar Handoko Damar Sungkowo, Sales Promotor Panah Merah area Jawa Timur. Tipe buahnya seperti cabai lokal, tetapi perawakan tanamannya lebih mirip cabai besar.
Tipe pertumbuhannya determinate sehingga tanaman lebih pendek dan kompak. Buah akan muncul serempak sehingga panen bisa dilakukan sekaligus. Menurut Handoko, untuk memperoleh hasil 1 kg/tanaman, butuh waktu 3—4 bulan saja. Jika ingin melanjutkan masa produksi, ia tinggal merawatnya dengan baik. Tunas baru akan tumbuh dan siap memunculkan bunga dan calon buah baru.
Tri Pranowo
(Miliki Artikel-Artikel Lain di Edisi XXIX)