Dalam pergaulan sehari-hari, “bule” merupakan istilah bagi orang Barat, yang biasanya berkulit putih, berhidung mancung, dan berambut pirang. Namun di kalangan petani jagung, bule adalah suatu penyakit yang menyebabkan daun jagung bergaris-garis putih melintang. Bila serangan penyakit sudah parah, daun berubah warna, dari hijau menjadi putih kekuning-kuningan. Jadi, bule merupakan bahasa petani untuk penyakit jagung bulai.
Sulit Menghasilkan Biji
Penyebab bulai adalah sejenis cendawan (jamur) yang bernama Peronosclerospora maydis. Penyakit ini mulai muncul bila lingkungan kebun sekitar tanaman lembap. Penyebarannya didorong oleh perubahan iklim. Bila iklim mikro dekat tanah yang ditanami jagung benar-benar lembap, ledakan serangan penyakit akan terjadi.
Biasanya kelembapan terjadi sekitar dua bulan setelah musim penghujan tiba. Tanah sudah cukup jenuh dengan air, sementara panas matahari biasanya mulai kuat. Keadaan ini ideal bagi perkembangan cendawan itu.
Dari pengalaman petani, jagung yang terlambat tanam menjadi sasaran empuk serangan penyakit bulai. Agar terhindar dari penyakit ini, salah satunya dengan menanam jagung lebih awal.
Ada dua jenis cendawan penyebab bulai pada jagung. Cendawan P. maydis menyerang jagung hampir di seluruh sentra produksi di Indonesia. Sementara cendawan P. philipines masih terbatas menyerang pertanaman jagung di Sulawesi Utara.
Kedua jenis cendawan ini mampu menginfeksi tanaman jagung hingga 80% lebih. Umumnya, tanaman jagung yang terserang bulai sangat sulit menghasilkan biji.
Pakai Fungisida
Beberapa cara pengendalian dapat dilakukan untuk meminimalkan kerugian akibat bulai. Gunakan varietas jagung tahan bulai, lakukan penanaman secara serentak, eradikasi, dan penggunaan fungisida (racun cendawan).
Pemupukan berbarengan saat tanam juga dapat membantu mencegah serangan penyakit. Melalui pemupukan, petani menyediakan unsur hara lebih awal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan tumbuh sehat dan kokoh sehingga mempunyai kekuatan untuk menangkal penyakit.
Akan lebih afdol bila sebelum tanam benih diberi perlakuan fungisida. Fungisida yang berbahan aktif metalaksil terbukti efektif mencegah bulai. Aplikasinya, campurkan 1 kg benih dengan fungisida tersebut sebanyak 2—5 gram. Sebelum ditanam, benih yang sudah dicampur fungisida itu terlebih dahulu dikeringanginkan.
Pengalaman Ibrahim Ronny Kusnadi, petani yang sudah menekuni jagung manis puluhan tahun, di Bogor, lain lagi. “Saya akali saja, yang tadinya satu lubang saya tanam dua benih, menjadi tiga benih. Dengan cara ini, penurunan produksi berkurang, tinggal 20—30%,” bebernya. Ia kemudian menggunakan campuran dua macam fungisida yang berbahan aktif metalaksil dan mankozeb sehingga tingkat kerugian bisa ditekan hingga tinggal 5%. .
Dadang
Box!:
Fungisida untuk Penyakit Jagung
Nama Penyakit Nama Fungisida Produsen
Bulai Saromyl 250 SD PT Tanindo Subur Prima
(Perenosclerospora maydis) Ridomilgold 350 ES PT Syngenta Indonesia
Hawar daun Delsene MX 80 WP PT DuPont
(Helminthosporium trucicum) Nustar 400 EC PT DuPont
Tilt 250 EC PT Syngenta Indonesia
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Box!:
Varietas Jagung Tahan Bulai
Nama Varietas Potensi Hasil (ton) Produsen
Bisi 2 9—13 PT Tanindo Subur Prima
Bisi 8 11 PT Tanindo Subur Prima
Bisi 9 12,6 PT Tanindo Subur Prima
Bisi 10 11,8 PT Tanindo Subur Prima
C7 10—12 PT Branita Sandhini (Monsanto)
DK3 12 PT Branita Sandhini (Monsanto)