Semua jenis jambu biji bisa digunakan untuk mengobati demam berdarah. Namun yang dipakai bagian daunnya, baik yang muda maupun yang tua. Buahnya tidak efektif digunakan karena kadar quercetin-nya rendah sekali.
Quercetin yang terkandung dalam daun jambu biji mampu merangsang mediator pertumbuhan di dalam sumsum tulang belakang sehingga jumlah megakariosit meningkat. Daun jambu biji berkhasiat mempercepat peningkatan jumlah trombosit agar segera mencapai angka di atas seratus sehingga pasien menjadi aman dari bahaya shock syndrome.
Jika ingin menggunakannya, cukup dengan merebus sekitar 10 helai daun. Untuk memperoleh manfaat yang optimal, sebaiknya pilih daun jambu biji yang berbuah kecil. Daun jambu bangkok bukan pilihan tepat karena kandungan quercetin daun jambu ini lebih rendah dibandingkan jambu biji di pedesaan yang buahnya berukuran kecil. Tampaknya pemanfaatan daun jambu biji ini mudah, tapi, “Masalahnya, kalau kita godok sendiri, sulit mendapatkan dosis yang tepat karena setiap daun jambu kandungannya quercetin-nya berbeda,” Prof. Ma’at menjelaskan.
Saat ini sudah ada ekstrak daun jambu biji yang mudah dikonsumsi. Ekstrak berbentuk kapsul untuk dewasa dan dalam sirup untuk anak-anak yang telah distandardisasi. Kapsul daun jambu biji dipatok seharga Rp35.000,00/50 kapsul, sedangkan sirupnya Rp15.000,00 dengan masa kadaluarsa 4 tahun.
Untuk penggunaannya, ekstrak daun jambu biji dapat dikombinasi dengan obat apa saja asal diberi tenggang waktu minimal 30 menit. Boleh obat kimia dulu atau pun daun jambu dulu.. Maksudnya, agar penyerapan zat aktif oleh tubuh penderita berjalan sempurna.
Seorang penderita demam berdarah yang kandungan trombositnya 50—60, setelah diberikan ekstrak daun jambu biji 4 kali sehari @ 1 gram (2 kapsul @ 500 mg), dalam waktu kurang lebih 24 jam sudah meningkat di atas 100. Namun ada juga pasien yang bersifat kurang peka. Dengan perlakuan yang sama, ia biasanya membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 2 hari, untuk mencapai jumlah trombosit di atas 100. Kepekaan tersebut tergantung sistem kekebalan dan kondisi penyakit si penderita.
