Terlihat luapan air rembesan tersebut terus mengucur deras dan sudah memasuki saluran air perumahan dan irigasi untuk persawahan di wilayah utara. Akibatnya, warga sekitar lokasi irigasi semakin cemas. Banyak warga yang takut sumber air sumur mereka juga ikut terimbas dari luapan lumpur. "Air bercampur gumpalan hitam yang muncul dari rembesan Lumpur memang sudah masuk ke irigasi. Kami khawatir akan mempengaruhi produktivitas tanaman padi," kata salah seorang warga Tanggulangin.
Sementara itu, Dewan Lingkungan Sidoarjo (DLS) meminta Lapindo Brantas Inc. bukan hanya mengumbar janji menyelesaikan kebocoran lumpur, karena luapan lumpur hingga saat ini bukan makin surut, malah kian kian menjalar kemana-mana.
Sekjen DLS, Nurul Ahdi mengatakan, kini 6.000 warga Perumahan TAS I di Desa Kedungbendo, Tanggulangin mulai cemas,perumahannya dirambah lumpur panas itu. "Lumpur itu kini mulai masuk Desa Kedungbendo dan wajar kalau warga TAS I ketakutan," ujarnya.
Sumber: Suara Merdeka