Sejauh mana pentingnya penanganan pascapanen tersebut?
Kegiatan pascapanen merupakan downstream industry yang mempunyai multiplier income sangat tinggi. Bahkan di antara industri barangkali sekarang ini industri hilir pertanian merupakan yang paling besar multiplier effect-nya. Sepertinya, kalau downstream industry atau pascapanen ini berkembang, maka dia mempunyai daya dorong ke depan, daya tarik ke belakang, serta daya dorong dan tarik ke samping yang sangat besar.
Jadi, kalau kita bisa tingkatkan pascapanen atau industri hilir itu, maka bukan dia saja yang berkembang tapi semua yang berkaitan dengannya akan berkembang. Sekarang ini kalau Indonesia mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar, maka jangan jauh-jauh, kembangkan saja pascapanen atau industri hilir pertanian. Dunia industri jangan menganggap enteng bidang ini karena ini adalah kekuatan kita dan harapan kita.
Apakah selama ini pascapanen diabaikan?
Banyak ahli pertanian dan ekonom menganggap enteng terhadap pascapanen. Oleh karena itu, saat saya Menteri Pertanian kita bentuk Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Tujuan kita mau membantu perindustrian untuk mengembangkannya karena kita tahu ini sangat penting. Tapi kita gregetan begitu di Departemen Perindustrian dan Perdagangan, bidang ini menjadi anak kelas dua. Sekarang mudah-mudahan bisa menjadi kelas satu. Ini bukan kepentingan perindustrian dan pertanian saja tapi juga kepentingan perekonomian secara keseluruhan.
Mengatakannya memang mudah tapi pengetahuan, pengalaman, dan pengenalan kita mengenai seluk-beluk pascapanen dan agroindustri ini belum cukup untuk membuat kebijakan yang relevan guna membantu dan mengembangkannya sehingga bisnis bisa bergerak di bidang itu. Menurut saya, semua itu belum down to earth, atau to based on the reality of the problem on the condition of our industry.
Kenapa belum down to earth?
Masalahnya, pascapanen ini dulunya daerah tak bertuan. Bukan di pertanian tapi di perindustrian tidak dianggap penting. Departemen Pertanian mengurus on farm, tapi kalau pascapanen, apalagi sampai ke konsumen itu, sudah off farm dan sudah di luar mandatnya pertanian.
Belakang kita caplok itu dengan membuat Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Terkejut orang perindustrian, maka mereka sekarang sudah mulai sadar mengenai soal itu. Dulu industri hilir pertanian ini daerah tak bertuan, tapi sekarang banyak yang menginginkannya dan malah susah koordinasinya. Dulu daerah tak bertuan, sekarang terlalu banyak tuan, sehingga tuan-tuan itu bisa berkelahi satu sama lain.
Pascapanen ini macam-macam teknologinya, komoditasnya, dan aplikasi teknologinya, mulai dari teknologi sederhana sampai ke teknologi yang paling advance sekali. Demikian pula bentuk usahanya, ada yang skala rumah tangga, ada yang building size, dan ada yang multilevel corporate.
Bagaimana kedudukan pascapanen dalam sistem agribisnis?
Pascapanen atau downstream ini merupakan suatu subsistem di dalam sistem yang lebih besar. Apa sistem yang lebih besar itu? Sistem agribisnis. Pascapanen adalah hilirnya on farm. Oleh karena itu kalau mau membangun pascapanen tidak bisa terlepas dari membangun on farm-nya. Kadang-kadang kesulitan pascapanen ini adalah tidak cocok antara on farm dan off farm. Pascapanen butuh nenas ukuran ½ kilo, tapi on farm menghasilkan yang 3 kilo. Makanya, pascapanen itu bagian integral dari on farm.
Jangan lagi kita ulangi mengembangkan pascapanen ini seperti mengembangkan pertanian. Kalau dulu kita lihat pertanian secara pertanian, hilirnya tidak ambil pusing, hulunya tidak ambil pusing, dan yang mengambil kebijakan tidak ambil pusing. Sekali lagi harus diingat downstream adalah salah satu subsistem dari sistem yang lebih besar, yaitu sistem agribisnis.
Jika Departemen Pertanian ngomong revitalisasi pertanian, jangan hanya revitalisasi on farm yang sudah kita lakukan selama 50 tahun. Konsep revitalisasi pertanian itu harus terintegrasi, downstream-nya, hulunya, dan jasa penunjangnya. Yang tepat adalah revitalisasi sistem agribisnis.
Jadi lihatlah pascapanen dalam suatu sistem yang lebih besar, kemudian melihat pascapanen ini bisnis, beda dengan on farm. On farm juga agribisnis, tapi pascapanen ini lebih bisnis dari on farm. Oleh karena itu pendekatan bisnis menjadi sangat penting di sini. Jangan penyakit kita di Deptan yang berpuluh-puluh tahun ini kita gunakan di pascapanen, pasti tidak jalan. On farm saja pendekatannya bisnis, apalagi off farm. Pada downstream itu pendekatan agribinis menjadi sangat penting sekali, jadi kalau ingin membangun downstream agribusiness atau pascapanen, kita harus melihat dua hal itu.
Siapa yang paling berperan di sini?
Yang membangun pascapanen adalah swasta. Departemen Perindustrian dan Pertanian hanya memfasilitasi, jadi pendekatannya harus bisnis. Jadi bagaimana mencegah supaya Deptan dan Depperin tidak mengganggu dunia usaha untuk membangun dirinya. Pendekatannya harus bisnis untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah di downstream. Dan lihatlah ini dalam paradigma revitalisasi sistem agribisinis, bukan revitalisasi pertanian.
Untung Jaya
(EDISI XXIII)