Senin, 5 Juni 2006

Panen Padi Hibrida Beda Tempat Tetap Luar Biasa

Dari hasil pengujian di Subang, Jabar, Padi Arize Hibrindo R1 mampu berproduksi 12,1 ton gabah kering giling (GKG) per hektar.

Tidak hanya di Malang, Jawa Timur (Agrina Vol.1 No.24), hasil kaji terap di Lengkong Jaya, Pamanukan, Subang, bulan lalu, padi hibrida Arize Hibrindo R1 memberikan hasil lebih tinggi ketimbang varietas unggul. Padi hibrida itu menghasilkan 12,1 ton GKG. Atau lebih tinggi 2 ton dibandingkan varietas unggul Cigeulis. “Padi hibrida Arize Hibrinzo R1 merupakan sumbangan Bayer kepada petani di Indonesia, agar mampu menghasilkan produktivitas padi yang optimal,” jelas Sidi Asmono, Business Development Manager-Rice PT Bayer CropSicience.

Menurut Rahman Pinem, Direktur Perbenihan Deptan, padi hibrida yang mampu berproduksi tinggi akan memberikan kontribusi besar bagi ketahanan pangan bangsa ini. “Padi hibrida ini sangat menjanjikan untuk peningkatan produktivitas,” imbuhnya. Wajar, lantaran produktivitas padi nasional, rata-rata baru 4—5 ton GKG/ha.

Yoyo Sunaryo, petani yang lahannya dijadikan tempat kaji terap itu menyebutkan, untuk menghasilkan produktivitas tinggi dilakukan beberapa langkah. Benih disemaikan selama 19 hari. Penanaman dibarengi pemupukan dasar untuk 1 ha dibutuhkan pupuk SP36 150 kg. Pemupukan kedua dilakukan pada usia tanaman 30—32 hari. Pupuk yang diberikan yakni urea 200 kg dan KCl 75 kg per ha. “Lantaran sempat kebanjiran 2—3 hari, pemupukan ditambah 50 kg urea dan 25 kg KCl,” ucap Yoyo yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pamanukan. Sementara untuk pengendalian hama penyakit, dilakukan penyemprotan pestisida 5—6 kali.

Kebutuhan pupuk berimbang padi hibrida tidak jauh berbeda dengan padi biasa. Namun, padi hibrida tersebut mempunyai beberapa keunggulan karakteristik. Selain potensi hasilnya sangat tinggi, ia juga toleran terhadap hama penyakit. Kebutuhan benihnya pun hanya 15 kg/ha, dan penanaman cukup satu bibit per lubang. Tinggi tanaman sekitar 100—118 cm, sehingga tidak mudah rebah. Terakhir, setelah tanaman berumur 115—120 hari setelah semai, sudah dapat dipanen.

Yans

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain