Sejak wabah flu burung merebak di tanah air, kondisi stres burung seperti itu yang dulu dianggap biasa, kini terbumbui berbagai interpretasi. Hingga saat ini memang belum diketahui secara persis tanda-tanda burung ocehan yang terserang flu burung alias avian influenza (AI). Seperti dikonfirmasi J.B. Widodo Lestarianto yang sejak 1998 memelihara burung berkicau, “Sampai saat ini saya masih mencari informasi mengenai itu.”
Hal tersebut juga diakui para pecinta burung kicau lainnya yang tergabung dalam kelompok Kicau Mania di Depok, Jawa Barat. Ali Nursojo, pemilik 13 jenis burung kicau juga mengatakan, burung berkicau yang terkena AI tidak menunjukkan ciri spesifik, tetapi pada umumnya seperti burung sakit lainnya.
Hindari Serangan
Untuk menghindari serangan virus H5N1 (penyebab AI di Indonesia), Karomul Wachid, pecinta murai menyarankan, “Sebaiknya tidak membeli burung baru dari pasar. Tetapi kalau beli dari orang yang kita kenal sebelumnya sih tidak apa-apa.” Yang terpenting, hobiis mengetahui cara pemilik burung sebelumnya dalam merawat satwa tersebut sehingga sejarahnya dapat diketahui.
Ali mengaku mempunyai resep untuk mengantisipasi serangan virus itu di kalangan burung klangenan, “Bersihkan kandang terutama di bagian sudut yang rentan ditempati kutu dengan sikat yang disertai air sabun. Alas kotoran yang biasanya menggunakan koran bekas juga harus diganti setiap hari dan dibakar untuk menghindari kecoa dan lalat.” Pemilik cucak rowo itu melanjutkan, setiap hari burung harus dimandikan 1—2 kali. Pemberian pakan dan minum harus sesuai takaran agar jatah satu hari habis.
Untuk mengatasi burung peliharaan yang sakit, J.B. Widodo menambahkan, “Biasanya saya kasih madu di air minumnya. Tidak lupa pemberian ekstra makanan yang segar seperti jangkrik yang semula hanya 5 ekor per hari bisa ditambah hingga menjadi 10 ekor. Juga perlu diberi vitamin secara berkala,” tuturnya.
Vitamin bisa didapatkan di toko-toko pakan burung, tapi Ali lebih meyakini khasiat sumber vitamin yang alamiah seperti daun katuk dan saga. Menurutnya, daun katuk dan saga bisa mengobati panas dalam yang diderita burung. Irwan Wardhana, anggota Kicau Mania lainnya melanjutkan, “Caranya, daun digerus, ditambah sedikit air dan dijadikan air minum. Untuk menyiasati burung tersebut mau minum, sebaiknya diberikan pada saat setelah dijemur, karena pada saat itu burung merasa haus. Mau tidak mau dia pasti minum larutan tersebut,” tandas pemilik anis bata ini.
Diyan J.
Teks:
J.B. Widodo, burung ocehan tidak boleh dielus atau dipegang
Kredit: Diyan J.