Selasa, 24 September 2024

Program Makmur Suksek Meningkatkan Produksi Kentang Petani Sembalun

Program Makmur Suksek Meningkatkan Produksi Kentang Petani Sembalun

Foto: - DOK. PUPUK INDONESIA
Program Makmur naikkan produksi kentang Sembalun hingga tiga kali lipat

JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM). Program Makmur atau sebelumnya dikenal dengan nama Agrosolution menjadi salah satu program unggulan PT Pupuk Indomesia (Persero) untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kesejahteraan petani. Program ini telah dilaksanakan di berbagai wilayah Indonesia dengan mengacu pada komoditas sesuai keunggulan wilayah.

 

Salah satunya, di daerah pegunungan Sembalun, Lombok Timur, NTB yang cocok untuk budidaya kentang. Program Makmur yang diluncurkan Menteri BUMN, Erick Tohir tahun 2021 ini, telah berhasil meningkatkan produktivitas kentang petani hingga tiga kali lipat.

 

Vice Presiden Pengelolaan Pelanggan PT Pupuk Indonesia (Persero), M. Burmansyah K. mengatakan, Makmur merupakan program kemitraan strategis perusahaan dan petani melalui layanan pembentukan komunitas petani modern dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Harapan nantinya, petani mampu mengelola sumber daya pada komunitasnya secara efisien dan berkelanjutan.

 

“Jadi, Program Makmur berawal dari bagaimana upaya bersama untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” kata Burmansyah saat webinar Program Makmur Tingkatkan Hasil Panen Kentang Petani Sembalun 3x Lipat, Rabu (18/9).

 

Sesuai Roadmap Program Makmur, pada 2024 terget luas lahan 350.000 hektar (ha) dengan jumlah petani 150 ribu orang. Jumlah itu naik bertahap hingga 2029 seluas 1 juta ha dengan petani sebanyak 500 ribu orang. “Untuk tahun 2024, alhamdulillah dari target 350 ribu ha, kita sudah merealisasikan lahan penanaman sebanyak 352 ribu ha dengan jumlah petani 140 ribu orang,” ungkap Burmansyah.

 

Untuk komoditasnya, realisasi untuk tanaman padi paling besar seluas 111.125 ha. Kemudian, tebu 39.301 ha, jagung 23.700 ha, sawit 143.959 ha, kopi 6.484 ha, dan hortikultura, termasuk kentang seluas 28.092 ha. “Kami juga mengukur bagaimana kenaikan produktivitas di seluruh komoditas tersebut dan bagaimana peningkatan pendapatan petani,” ujarnya.

 

Menurut Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, Sahri, potensi areal di wilayahnya cukup luas untuk pengembangan kentang yakni 2.825 ha. Keunggulan lainnya adalah adanya dukungan SDM petani, terbebas dari endemik nematoda sista kuning (NSK). Selain itu, geografis kawasan Sembalun yang terisolasi, sehingga terhindar dari penyebaran hama penyakit dari daerah lain.

 

”Tanah Sembalun memiliki kadar bahan organik dan kalium tinggi tetapi kadar N dan P yang rendah. Ketersediaan Unsur Hara N, P, dan K dengan dosis yang tepat akan menentukan tingkat keberhasilan produksi kentang,” tuturnya.

 

Karena itu, Sahri mendukung upaya PT Pupuk indonesia melalui program Makmur dapat meningkatkan produksi kentang petani Sembalun 3 kali lipat. ”Pengalaman saat panen, kami tidak menduga panen bisa mencapai 15-17 ton/ha,” ujarnya.

 

Sementara itu, Ketua Gapoktan Tani Makmur Sejahtera, Nurdin Aziz mengatakan, keberhasilan petani membudidayakan kentang tidak lepas dari dukungan penyuluh yang memberikan pengawal dalam budidaya. Dalam bimbingan tersebut, Nurdin mengatakan, petani juga mendapat pelatihan teknis membudidayakan kentang industri dari salah satu perusahan benih kentang.

 

Sedangkan dalam penggunaan pupuk, petani kentang di Lombok Timur menggunakan aplikasi pupuk sesuai hasil uji tanah bersama PT. Pupuk Indonesia. ”pH tanah yang semula hanya sekitar 5, sekarang sudah di atas 6. Jadi sebelum menanam kita lakukan uji tanah terlebih dahulu,” katanya.

 

Bahkan dalam program Makmur, petani bisa mendapatkan pupuk dahulu ke perusahaan. kemudian setelah panen, baru dibayar atau istilahnya yarnen.

 

Dengan potensi pengembangan kentang yang cukup besar, termasuk kentang industri, Penyuluh Swadaya Nasional, Pending Dadih Permanamenjelaskan, perlu peran pemerintah membangun tata kelola pengembangan komoditas pertanian, khususnya kentang. Untuk itu, pemerintah harus berkomitmen menyiapkan kebijakan, penyiapan regulasi yang memadai.

 

Pemerintah dapat memberikan jaminan pengawalan hulu sampai hilir melalui jejaring kemitraan strategis yang berkeadilan. ”Jadi, pemerintah harus mempunyai kebijakan yang ajeg, sehingga pelaku usaha mempunyai kepastian dalam berusaha dan tidak ragu berinvestasi bekerjasama dengan petani,” ulasnya.

 

Sementara itu, Komisaris Utama PT Agra Intan Makmur Sejahtera (AIMS), Benedictus Tommy berharap, dukungan PT Pupuk Indonesia terhadap petani kentang dalam mendukung sarana produksi, terutama pupuk. ”Saya berharap supproting ini tidak putus dan berlanjut. Bahkan tidak hanya di Sembalun, tapi juga di daerah lain,” ujarnya.

 

”Saya tertarik dengan Program Makmur karena sangat mendukung, terutama dalam bagaimana petani itu tetap konsisten menggunakan pupuk Indonesia. Jadi peran Pupuk Indonesia harus dominan,” tandasnya.

 

 

 

Windi Listianingsih 

 

 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain