Foto: AGRINA x Istimewa
Pembangunan Kebun Sawit Koperasi Iska Bekai
MERAUKE (AGRINA-ONLINE.COM) Koperasi Serba Usaha Iska Bekai, sejak akhir Juli 2024, telah memulai pembangunan kebun sawit masyarakat di Kampung Salam Epe, Nakias, Tage Epe, dan Ihalik, Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Pengembangan kebun sawit berbasis masyarakat, tahap awal dimulai dengan pembangunan jalan penghubung. Jalan tersebut menghubungkan area kebun sawit dengan kampung-kampung di sekitarnya. Dukungan terus berdatangan, termasuk dari ketua adat kampung di Distrik Okaba yang berbatasan langsung dengan Distrik Ngguti.
"Pengurus Koperasi Iska Bekai telah melakukan sosialisasi dan meminta persetujuan kepada para kepala adat dan tokoh masyarakat sekitar kebun, termasuk Distrik Okaba, dan kami bersyukur mereka telah memberikan dukungan penuh," ujar Abraham E Yolmen, Ketua Koperasi Iska Bekai, pada Selasa (21/8).
Abraham menjelaskan bahwa pembangunan jalan akan dilakukan sesuai dengan batas-batas Hak Guna Usaha (HGU) koperasi. Proyek ini telah mendapatkan dukungan dari Bupati Merauke serta 17 marga termasuk para ketua adat dan tokoh masyarakat sekitar lokasi di Distrik Ngguti, juga dukungan ketua adat dan tokoh adat Malim di Distrik Okaba.
"Kami para ketua adat dan tokoh masyarakat mendukung sepenuhnya pembangunan kebun sawit masyarakat yang berada di area milik Koperasi Iska Bekai sesuai dengan HGU. Kami berharap program ini segera direalisasikan agar masyarakat adat dapat merasakan manfaat dari kebun sawit tersebut," kata Kristianus K Nasemhe, Ketua Adat Imo.
Hal ini juga disepakati oleh Pembina adat Bartolumeus K. Mahuse serta tokoh-tokoh adat lainnya, seperti Yosep M. Samkakai, Lodefikus U. Samkakai, Paulus Y. Samkakai, Engel J. Kaizei, dan Ketua Adat Thomas Samkakai. Mereka juga memahami pembangunan lahan kebun masyarakat oleh koperasi guna meningkatkan kesejahteraan marga-marga dan masyarakat setempat.
Koperasi Iska Bekai didirikan dengan tujuan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat adat dan komunitas lokal di Papua. Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, koperasi ini mengelola alokasi lahan seluas 20% dari kebun inti. Pengembangan kebun sawit dilakukan di area HGU yang telah mendapat persetujuan dari 17 marga setempat dan sesuai dengan ketentuan FPKM, di mana 20% dari HGU diserahkan untuk pengembangan kebun plasma.
Sebagai implementasi dari prinsip PADIATAPA/FPIC (Free, Prior and Informed Consent), tiga kampung di area tersebut telah memberikan persetujuan mereka untuk pembangunan kebun plasma. Kehadiran kebun plasma ini diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan ekonomi masyarakat adat, serta mendukung pemenuhan hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (Ekosob) bagi masyarakat adat.
Lanjut Abraham, koperasi plasma ini memainkan peran penting dalam pengelolaan kesejahteraan sosial dan ekonomi Orang Asli Papua (OAP). Program-program yang telah direncanakan meliputi pembangunan jalan akses, pengembangan perkebunan kelapa sawit, pembagian hasil yang adil, serta berbagai inisiatif pemberdayaan ekonomi, sosial, dan kesehatan bagi masyarakat adat setempat.
“Kami memohon agar semua pemangku kepentingan, terus mendukung kegiatan koperasi Iska Bekai, sehingga pembangunan sawit bisa berjalan lancar. Ujungnya, masyarakat bisa semakin sejahtera,” himbaunya.
Dengan dukungan ini, Koperasi Iska Bekai berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan sosial dan ekonomi bagi komunitas adat Papua serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan antara masyarakat dan pelaku usaha dalam pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab.
Sabrina Yuniawati