Foto: Sabrina Yuniawati
Kiri ke kanan : Elvina Apandi Hermansyah, Head of Investor Relation & Sustainability; Putut Djagiri, Kepala Divisi Keuangan Korporasi; Erwin Djohan, Kepala Divisi Pengawasan Keuangan (Financial Controller); Budiarto Soebijanto, Head of Feed Division; Leo Handoko Laksono, Direktur; Rachmat Indrajaya, Direktur
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM) - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp51,18 triliun pada 2023, naik 4,5% secara year-on-year (yoy). Pada angka neraca, total aset naik dari Rp32,69 triliun pada 2022 menjadi Rp34,11 triliun pada 2023. Belanja modal (capex) Perseroan dilaporkan mendekati nilai belanja modal di tahun 2022, yakni di angka Rp 1,98 triliun. Hal ini dilaporkan pada paparan publik JAPFA hari ini.
Leo Handoko Laksono, Direktur JAPFA menyampaikan, di tengah tantangan yang terjadi pada 2023 yakni kelangkaan bahan baku dan fluktuasi harga live bird, JAPFA tetap fokus dalam menjalankan strategi bisnis. Upaya efisiensi di berbagai bidang, penggunaan bahan baku alternatif hingga pengoptimalan utilisasi kapasitas produksi berhasil menekan biaya produksi dan menjaga efektivitas kinerja perusahaan.
“Selain itu, dalam rangka mendukung program pemerintah untuk menjaga keseimbangan populasi ayam pedaging dalam negeri, JAPFA telah mengekspor ke beberapa negara, termasuk ekspor perdana ayam hidup ke Singapura,” ujarnya, Jakarta (3/4).
Ditinjau dari kontribusi penjualan kotor per segmen usaha, divisi perunggasan masih menjadi penyumbang terbesar penjualan dengan persentase mencapai 90 persen. Segmen pakan ternak menyumbangkan penjualan sebesar 41% disusul dengan segmen peternakan komersial sebesar 31%. Bahkan, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan ekspor pakan unggas sebesar 4 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
“Segmen Usaha Pengolahan Hasil Peternakan dan Produk Konsumen juga berhasil mencatat pertumbuhan kinerja penjualan bersih yang cukup baik, yaitu sebesar 3,7% menjadi Rp7,9 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp7,6 triliun dengan laba mencapai Rp417,2 miliar. Segmen budidaya perairan juga dinilai masih memiliki potensi yang sangat besar. Begitu pula dengan sektor hilir yang senantiasa menawarkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kedepannya, kami terus berupaya memperkuat sektor hilir,” ungkapnya.
JAPFA melakukan beberapa upaya strategis dalam memperkuat segmen hilir yakni, melakukan ekspansi dan pengembangan pasar, khususnya daerah-daerah yang masih memiliki potensi pasar besar.
Kedua, memperluas distribusi penjualan produk dengan melakukan penetrasi ke pasar tradisional. Hal ini sejalan dengan sinergi yang dilakukan dengan menggabungkan distribusi produk-produk olahan.
Terakhir, JAPFA melakukan berbagai program promosi untuk menjaga loyalitas pelanggan dan konsumen. Langkah ini membuahkan hasil cukup baik, perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan yang kian tajam dan pasar yang cenderung mengalami stagnasi.
Sepanjang tahun 2023, JAPFA mempertajam fokus untuk meningkatkan komitmen perusahaan terhadap aspek keberlanjutan. Hal tersebut salah satunya dibuktikan dengan pemanfaatan Sustainability-Linked Loan (SLL) dari PT Bank Negara Indonesia Tbk, Persero (BNI) senilai Rp1,425 triliun.
Selama tiga tahun terakhir, JAPFA menjalankan komitmennya untuk membangun delapan dari sembilan fasilitas daur ulang air limbah. Selain itu, saat ini JAPFA juga tengah menyempurnakan JAPFA Sustainability Reporting System (ISRS) dengan menambahkan cakupan data yang relevan, sehingga secara siginifikan meningkatkan kelengkapan dan akurasi data.
Sabrina Yuniawati