Foto: Humas NFA
Pemerintah Gencar Kendalikan Inflasi
JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM) Pengendalian inflasi gencar dilakukan pemerintah selama Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri tahun 2023 telah membuahkan hasil positif. Hal tersebut dibuktikan dengan capaian inflasi Ramadan dan Lebaran 2023 yang tercatat lebih rendah dari tahun 2022.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menyambut baik pencapaian menurunnya inflasi Ramadan dan Lebaran 2023 dibanding tahun lalu. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang perkembangan inflasi atau Indeks Harga Konsumen April 2023, inflasi Ramadan dan Lebaran 2023 berada di posisi 0,33 persen atau lebih rendah dibanding Ramadan dan Lebaran 2022 sebesar 0,40 persen.
“Ini hasil dari kerja kolektif. Apresiasi bagi Kementerian dan Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, dinas urusan pangan, BUMN, BUMD, asosiasi, serta pelaku usaha lainnya yang telah membangun kolaborasi dan bekerja keras melaksanakan berbagai program stabilisasi pasokan dan harga pangan selama Ramadan dan menjelang Lebaran,” ungkapnya, Selasa, (2/5).
Arief mengaku, berbagai program pengendalian inflasi dikoordinasikan setiap minggu bersama Kementerian Dalam Negeri, seluruh Pemerintah Daerah, dan Kementerian/Lembaga terkait terbilang efektif dalam menjaga indeks inflasi selama HBKN. Diharapkan program-program tersebut dapat terus dilaksanakan untuk menjaga pengendalian inflasi sepanjang tahun.
“Khusus untuk sektor pangan, kita fokus melakukan pemantauan harga pangan secara harian baik secara daring maupun turun ke pasar-pasar, melaksanakan pasar murah, Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), operasi pasar beras SPHP, pengadaan komoditas pangan tepat waktu, dan realisasi bantuan sosial beras serta telur dan daging ayam,” jelasnya.
Jelang Idul Fitri lalu, NFA bekerja sama dengan Dinas urusan pangan, Bank Indonesia, BUMN, dan BUMD telah melaksanakan pasar murah atau Gerakan Pasar Murah (GPM) sekitar 452 kali baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sedangkan aktivitas FDP, dilakukan fasilitasi pendistribusian komoditas jagung pada 7-31 Maret 2023 dari Gapoktan Lombok Timur NTB ke Peternak Kendal Jateng serta pengiriman beras sebanyak 1.400 ton ke NTT via Tol Laut pada 29 Maret 2023.
“NFA minta Perum Bulog terus mendistribusikan beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) ke pasar tradisional dan ritel modern, serta secara bersamaan terus mendorong Bulog untuk meningkatkan serapan gabah/beras dari hasil panen dalam negeri. Selain itu, pendistribusian bantuan pangan beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan bantuan telur dan daging ayam untuk Keluarga Risiko Stunting (KRS) terus di genjot sampai sehari sebelum Lebaran,” ujarnya.
Sampai sebelum Lebaran, Bulog tercatat telah mendistribusikan bantuan pangan beras sebanyak 151.925 ton atau kepada 15,1 juta KPM yang tersebar di 38 provinsi. Sementara itu, ID FOOD telah mendistribusikan bantuan telur dan daging ayam kepada 78 ribu KRS di provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai dengan periode sebelum Lebaran.
Ia meyakini, pelaksanaan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan keterjangkauan masyarakat atas pangan tersebut turut menjaga daya beli masyarakat jelang Lebaran, sehingga berkontribusi mengendalikan inflasi. “Semua program tersebut sejalan dengan arahan Bapak Presiden yang meminta agar pemenuhan pangan masyarakat jelang Lebaran benar-benar dijaga dan dipastikan,” terangnya.
Program-program pengendalian inflasi yang dilakukan NFA tersebut juga tentunya melibatkan dan merangkul banyak pihak. Menurut Arief, hal ini sejalan dengan tujuan dibentuknya NFA yaitu untuk mengorkestrasi ekosistem pangan nasional. “NFA akan lanjutkan pelaksanaan program tersebut. Program lainnya juga saat ini kita sedang kerjakan satu-persatu," tambahnya.
BPS sendiri dalam laporannya mengungkapkan, lebih rendahnya inflasi pada Ramadan dan Lebaran 2023 dibandingkan lebaran 2022 dipengaruhi oleh dua aspek utama terkait pangan. Pertama, pasokan komoditas hortikultura yang relatif terjaga ditopang aktivitas panen sepanjang Maret-April, di mana deflasi cabai merah dan cabai rawit meredam tingkat inflasi umum. Kedua, andil inflasi beberapa komoditas pangan yang relatif lebih rendah dibandingkan momen lebaran pada tahun tahun sebelumnya
Adapun tingkat inflasi nasional secara bulan ke bulan pada April 2023 berada di posisi 0,33 persen, dengan andil sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 0,09 persen, lebih rendah di bawah sektor tranportasi yang memiliki andil paling beras sebesar 0,11 persen.
Sabrina Yuniawati