Foto: Humas BPPSDMP
Pertanian Berbasis Teknologi
JAWA BARAT (AGRINA-ONLINE.COM) - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak petani muda untuk menerapkan teknologi smart farming dalam pengembangan budidaya pertanian. Menurut SYL, pertanian berbasis teknologi akan mempermudah proses budidaya karena lebih efisien dan modern sehingga mendorong akselerasi produksi petani.
Selain itu, Kementerian Pertanian (Kementan) juga berupaya dalam menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha. Salah satunya melalui program utama Kementan penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial hingga 2024. Hal ini dilakukan untuk menjamin produktivitas, kontinuitas, dan ketahanan pangan.
"Smart farming adalah satu lompatan untuk tidak membiarkan pertanian berjalan apa adanya atau sama seperti kemarin. Tidak berarti kemarin jelek tetapi harus ada loncatan. Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini," ujarnya, Senin (27/3).
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar Pelatihan smart farming (pertanian pintar) dan kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani millenial khususnya penerima manfaat program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, petani muda merupakan penerus pembangunan pertanian kedepan. “Presiden Jokowi telah menyampaikan, bahwa petani harus menjadi profesi menjanjikan, profesi yang menyejahterakan, dan membuat generasi muda lebih berminat menjadi petani,” katanya.
Selain itu, terdapat beberapa kata kunci dari apa yang disampaikan Presiden dan Mentan yaitu petani muda dan teknologi digital. BPPSDMP siap mendukung dan menindaklanjuti arahan tersebut dengan membangun ekosistem petani milenial yang mengelola pertanian secara terpadu dari hulu hingga hilir, juga terus meningkatkan tumbuhnya wirausaha muda di bidang pertanian melalui berbagai program salah satunya adalah melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) ini.
Dengan smart farming petani milenial dapat meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan tetapi justru dapat menghasilkan cuan,” urainya.
Kementan menutup pelatihan Agribisnis Smart Farming dan KUR batch 1 (17/03) pada kesempatan tersebut Kepala BPPSDMP mengapresiasi dukungan pihak Perbankan serta penyedia jasa keuangan lainnya yang telah mendukung pembangungan pertanian melalui kemudahan akses permodalan.
“Bila petani millenial sudah bertemu dengan pihak Perbankan maka amanlah ketahanan pangan bangsa Indonesia. Kalian saat ini adalah petani pengusaha millenial, karena apa? Karena tak hanya bertani semata, kalian kini telah mendapatkan akses perbankan. Ini berarti kalian dipercaya untuk meningkatkan skala usaha kalian,” ujarnya.
Dedi pun berharap setelah mengikuti pelatihan, para peserta dapat menerapkan smart farming serta melakukan efisiensi dalam pengelolaan usaha. Beliau juga mencontohkan cara mengatasi solusi mahalnya pupuk dengan menggunakan pupuk berimbang pupuk organik (kompos) dan pupuk hayati (micro hayati lokal). “Ada dua kunci utama dalam mencapai kesuksesan dalam mengelola sektor pertanian. Yang pertama adalah manfaatkan smart farming dan yang kedua adalah tingkatkan skala usaha melalui akses kredit usaha rakyat (KUR),” terangnya.
Dedi menambahkan, “Saat ini pupuk mahal, gunakan pupuk organik. Kotoran sapi banyak mengandung nitrogen, pupuk kandang dari kotoran ayam dan kambing banyak mengandung kalium. Petani harus memiliki ilmu pemupukan, perlu meningkatkan cara produksi dengan fertigasi dengan menggunakan sistem grativikasi, sehingga lebih efesien. Manfaarkan IoT dari sektor hulu hingga hilir dan tingkatkan pemasaran,” urainya.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) selaku Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti mengatakan Pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 1 pada Tahun 2023 dilaksanakan di Pusat Pelatihan dan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi pada tanggal 11-18 Maret 2023.
“Pelatihan ini menggunakan blanded learning. Pada batch 1 ini 45 penerima manfaat Program YESS yang berasal dari 4 Provinsi dan 15 Kabupaten hadir mengikuti pelatihan ini,” papar Santi saat menutup pelatihan (17/03) di Ciawi.
Santi menambahkan tujuan dari pelatihan adalah untuk mencetak pengusaha pertanian milenial di bidang smart farming yang mampu akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat/ KUR, menerapkan Teknologi Smart Farming; serta membentuk kemitraan usaha Agribisnis.
“Indikator keberhasilan dari pelatihan ini adalah peserta harus mampu akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat/ KUR, menerapkan smart farming; serta membentuk kemitraan usaha agribisnis modern. Untuk itu, peserta program YESS yang telah mengikuti pelatihan ini harus benar - benar mengaplikasikan materi yang telah didapatkan dalam pelatihan ini untuk mengembangkan usaha taninya,” katanya.
Pada batch 1 ini seluruh peserta mendapatkan akses KUR dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia ,Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Sulselbar serta Pegadaian dengan total Rp.947.000.000,.
Sabrina Yuniawati