Foto:
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, menghadiri acara Bakti Peternak Pada Negeri yang diselenggarakan oleh Pinsar Petelur Nasional (PPN) di Panti Asuhan Al-Hayat Desa Sumber Dodol, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Telur Sedunia yang dilaksanakan melalui Gerakan Makan Telur demi pemenuhan gizi serta nutrisi generasi penerus. Dalam sambutannya Arief menjelaskan, telur merupakan salah satu sumber protein yang terbilang murah dan sangat mudah untuk diakses oleh masyarakat karena dalam 100gr telur mengandung 155 Kkal, 13gr protein, dan 10,8gr lemak. Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk dapat mengonsumsi telur setiap hari guna memenuhi kebutuhan pangannya, khususnya kecukupan gizi dari protein hewani. “Kalau bisa semua anak disini makan telur setiap hari, minimal satu, sehingga pemenuhan kebutuhan proteinnya bisa terpenuhi,” ujar Arief, Jawa Timur (15/10). Arief berpesan kepada para peternak dan petelur agar dapat terus bersinergi, berkomitmen, dan berkolaborasi membangun kerjasama baik dengan sesama maupun stakeholder lainnya, sehingga ekosistem pangan yang sedang dibangun bisa segera terwujud dan dirasakan manfaatnya oleh banyak pihak. Ia meminta para peternak agar jangan saling bersaing dan berlomba-lomba dalam menurunkan harga, melainkan selalu kompak dan saling berkoordinasi. “Skema closed loop jagung, telur, dan ayam melibatkan banyak pihak, ekosistem ini perlu kita bangun bersama dengan mengesampingkan ego sektoral baik di kalangan instansi/lembaga, pelaku usaha, maupun asosiasi,” tegasnya. Dalam kesempatan tersebut Arief juga berharap peran BUMN dan BUMD agar terus ditingkatkan sebagai offtaker melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota salah satunya untuk mencegah Stunting. Sementara di sektor hulu, NFA terus mengupayakan untuk menjaga populasi DOC serta stabilisasi ketersediaan pasokan dan harga jagung sebagai pakan ternak. BUMN bertugas untuk menyerap jagung petani sebagai cadangan pangan, peternak dapat membeli dari Bulog, koperasi bisa menginformasikan kebutuhan. Lalu ada kesepakatan harga sesuai HAP, selisih biaya distribusinya akan ditanggung oleh pemerintah. Dengan adanya stabilitas pasokan dan harga telur, pemerintah berharap dapat menjaga stabilitas dan daya beli masyarakat sehingga upaya-upaya pemerataan stok pangan perlu terus dikedepankan dari daerah surplus ke wilayah konsumen. “Sebagaimana diketahui sesuai arahan Presiden Joko Widodo, peran aktif pemerintah daerah juga bisa menjadi kunci untuk mengurangi inflasi di daerah. Peran aktif daerah antara lain dengan pemberian subsidi sektor transportasi angkutan umum termasuk subsidi biaya transportasi distribusi pangan,” tambah Arief. Kabupaten Magetan merupakan produsen telur ke 5 terbesar di Jawa Timur dengan jumlah populasi sebesar 3.7 juta ekor ayam petelur. Rata-rata produksi telur per hari mencapai 60 ton, 30 ton dikirim ke luar Magetan, selebihnya beredar dan dikonsumsi masyarakat setempat. Kualitas telur ayam dari Magetan diklaim sebagai salah satu yang terbaik yang ada di Indonesia. Dalam acara tersebut turut dibagikan santunan kepada anak yatim, seremonial makan telur bersama, serta pembagian telur ayam kepada masyarakat. Hadir dalam acara tersebut Ketua PPN Pusat, Ketua PPN Magetan, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan, Perum BULOG Ponorogo, serta para peternak rakyat di Kabupaten Magetan. Sabrina Yuniawati Foto : Gerakan Makan Telur