Foto: Ist.
MUNAS IV GOPAN, menunjuk Herry Dermawan secara aklamasi sebagai Ketua Umum periode 2020-2025
Bogor (AGRINA-ONLINE.COM). Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) menggelar Musyawarah Nasional (MUNAS) IV dan Sarasehan Perunggasan Nasional yang dilaksanakan pada Rabu – Kamis (21 – 22 September 2022) bertempat di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Jawa Barat. Pada MUNAS IV GOPAN yang digelar Rabu (21/9), Herry Dermawan terpilih kembali secara aklamasi sebagai Ketua Umum untuk melanjutkan kepemimpinannya hingga 2025.
Sebelumnya, Herry memegang jabatan yang sama untuk periode 2015 – 2020. Dalam kepengurusan GOPAN periode ini melibatkan sekitar 70 % peternak muda yang akan meneruskan jalannya roda organisasi ke depan. Dalam sambutannya, Herry menyatakan, situasi bisnis perunggasan saat ini sangat tidak baik. Untuk itu, pemerintah wajib melindungi eksistensi peternak rakyat. “Peternak rakyat akan selalu ada dan tetap ada. Peternak harus bersatu padu dan bergandengan tangan untuk bisa memengaruhi kebijakan pemerintah agar berpihak kepada peternak,” ajak Herry.
Sebelum Munas, dilakukan pembekalan oleh Dewan Penasehat GOPAN, Prof Muladno serta Dewan Pembina GOPAN, Tri Hardiyanto. Menurut Muladno, GOPAN harus bisa menjadi teladan bagi para peternak. Juga harus bisa mempelopori perubahan besar yang sifatnya fundamental untuk kebaikan perunggasan. “GOPAN harus bisa memetakan keanggotaannya sekaligus berbenah dan memperkuat soliditas di internal melalui konsolidasi agar bisa menjadi organisasi yang profesional,” pintanya.
Sementara Tri menyampaikan, GOPAN harus melakukan advokasi dalam pemerataan GPS (Grand Parent Stock) terutama bagi breeding farm yang memasok peternak mandiri dan juga memberi kesempatan peternak mandiri untuk “mandiri bibit” melalui model “Mini GPS Farm”. Advokasi juga harus dilakukan dalam penguasaan live bird (ayam hidup) melalui mini RPA (Rumah Potong Ayam) dan further process dengan kearifan lokal.
“Penguatan peternak mandiri melalui kajian/advokasi skema model integrasi horizontal/sentra peternakan rakyat (SPR)/inclusive closed loop yang terlembaga melalui koperasi (bagi kelompok peternak kecil) atau PT (bagi kelompok peternak menengah/besar),” sarannya.
Ketua Panitia Munas IV GOPAN dan Sarasehan Perunggasan Nasional, Setya Winarno menambahkan, kegiatan ini sebagai upaya menggerakkan roda organisasi yang seharusnya setiap 5 tahun mengadakan Munas tetapi karena Pandemi Covid-19 menjadi tertunda selama 2 tahun. Sehingga diputuskan yang terpilih menjadi Ketua Umum dan pengurus inti masa baktinya selama 3 tahun agar total periode kepengurusan selama 5 tahun dan tidak menyalahi AD (Anggaran Dasar) dan ART (Anggaran Rumah Tangga).
Kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahmi antar anggota GOPAN dan stakeholder perunggasan lainnya. "Sesuai tema Bangkit Bersama, Bangkit Lebih Kuat kita ingin semua stakeholder saling bersinergi untuk memperbaiki keadaan bisnis perunggasan,” ajaknya.
Mitigasi dan Mencari Solusi
Pada acara Sarasehan Perunggasan Nasional yang digelar Kamis (22/9), Herry berharap kepengurusan GOPAN bisa sampai ke daerah-daerah dan peternak yang tidak terakomodir oleh organisasi apapun bisa bergabung dengan GOPAN. “Kami pun mendorong kepengurusan GOPAN didominasi oleh generasi muda sebagai penerus estafet jalannya roda organisasi ke depan,” katanya.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional (BPN), I Gusti Ketut Astawa mengatakan, BPN menyusun Peta Jalan Ekosistem Perunggasan Bagi Peternak Mikro dan Kecil melalui skema close loop ekosistem perunggasan. Ekosistem Perunggasan Hulu-Hilir pada intinya mengatur penugasan BUMN Pangan untuk menyediakan pakan, DOC, offtaker bagi live bird hasil peternak mikro dan kecil; kerja sama yang kuat antara Peternak mikro dan kecil dengan BUMN Pangan (Komitmen); Dukungan HIMBARA dari Hulu dan Hilir; serta Outlet penyaluran dihubungkan dengan pengurangan stunting dan lain-lain.
“Mari kita melakukan mitigasi masalah bersama-sama sekaligus mencari solusi untuk menghadapi tantangan ke depan yang lebih ketat. Melalui kolaborasi kita bisa meminimalkan problem yang dihadapi,” ujarnya.
Sementara itu, Dewan Pakar GOPAN, Prof Bustanul Arifin mengatakan, peternak harus melakukan transformasi bisnis menuju integrasi horizontal. Peternak mandiri harus membentuk koperasi peternak atau bergabung dengan koperasi peternak yang sudah ada, dan bahu membahu meningkatkan kinerja koperasi. Jika perlu, refreshing lagi pemahaman tentang prinsip-prinsip koperasi peternak, bergotong royong, berjamaah menjadi satu kekuatan, untuk mewujudkan koperasi peternak yang tangguh. "Prinsip koperasi itu satu kabupaten, satu koperasi primer,” ujarnya.
Ia melanjutkan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi memfasilitasi suatu konsolidasi perusahaan pakan mandiri, parent stock mandiri, sarana-prasarana mandiri dalam suatu korporatisasi petani, dan bersinergi dengan koperasi peternak. “Integrasi horizontal peternak mandiri perlu berposisi untuk hidup berdampingan dengan integrator vertikal dalam membangun industri perunggasan yang tangguh, berintegritas dan berdaya saing, menembus pasar global dan berkompetisi sehat,” tandas Tenaga Ahli Utama KSP (Kantor Staf Presiden) ini.
Try Surya A