Foto: Sabrina
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Sarinah menjadi mal pertama menerapkan program bebas sampah makanan (food waste). Ketua Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi menjelaskan, ada miliaran sampah makanan terbuang di seluruh dunia. Sehingga upaya menekan sampah makanan tersebut perlu dilakukan dengan baik, caranya menggandeng Surplus Indonesia. “Bulan lalu tim NFA, bersama tim Bu Fetty mencanangkan zero food waste di Sarinah. Walhasil hari ini dapat terlaksana program tersebut,” katanya saat acara nota kesepahaman program Sarinah bebas food waste, Jakarta (15/8).
Menurut Muh. Agung Saputra, Direktur Utama Surplus Indonesia, Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar kedua setelah Saudi Arabia. Sehingga perlu adanya solusi untuk mengurangi sampah makanan tersebut. Berawal dari di sini (Mal Sarinah) program food waste dilakukan. “Visi misi Surplus Indonesia berharap posisi Indonesia menjadi negara sepuluh besar food waste di dunia. Memang banyak tantangan dan butuh upaya ekstra karena kesadaran masyarakat masih rendah akan hal ini,” jelasnya.
Agungmengungkapkan, selama dua tahun Surplus Indonesia telah menekan food waste kurang lebih 10 juta ton atau sebanding dengan kerugian finansial kurang lebih mencapai Rp500 juta, bagi 2000 pelaku usaha yang bergabung di Surplus Indonesia. Dampak selanjutnya, Surplus Indonesia dapat berkali-kali lipat mengurangi food waste tahun depan.
Fetty, Direktur Utama Sarinah, merasa bangga karena Sarinah menjadi ikon pertama dalam berbagai hal. Ia merinci, seperti partner store pertama di Indonesia, pusat belanja pertama di Indonesia, lalu punya eskalator pertama Indonesia, dan sekarang menjadi food waste mal pertama di Indonesia.
“Sarinah bukan hanya departemen store saja tapi awal dari setiap program atau gerakan baru dan menjadi pertama dalam menjalankannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Fetty menerangkan, terkait food waste harapannya gerakan ini dapat diikuti dengan mal lainnya dan seluruh restoran siap saji dapat berpartisipasi dalam program tersebut. “Di Sarinah ada sekitar 40 tenant di sektor food and beverages, serta 45 UMKM kuliner nusantara. Semua dapat bergabung dengan kegiatan food waste. Dampak besarnya adalah akan ada Sarinah- Sarinah lain untuk menjalankan program ini,” terangnya.
Sabrina Yuniawati