Rabu, 1 Juni 2022

Manfaatkan Pupuk KCl, Dongkrak Produksi Padi dan Jagung Nasional

Manfaatkan Pupuk KCl, Dongkrak Produksi Padi dan Jagung Nasional

Foto: Dok. Croplife
Pemakaian KCl pada padi meningkatkan produksi bulir hingga 19 persen.

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Pemupukan berimbang antara pupuk organik dan pupuk kimia memiliki perang yang sangat penting untuk menjawab tantangan peningkatan produksi padi dan jagung nasional secara berkelanjutan.

Guru Besar IPB University, Iswandi Anas pada webinar yang digelar Majalah Agrina dengan tema "Menjawab Tantangan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional dengan Pemupukan Berimbang", Rabu (26/5).

 

Ia menjelaskan, di dalam pupuk organik terdapat 13 dari 16 unsur hara esensial yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi. Selebihnya, ditambahkan dari pupuk NPK.

"Jadi, sebenarnya pupuk organik dan pupuk kimia bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk digunakan bersama-sama. Pupuk organik dilengkapi dengan pupuk kimia," tambahnya.

Meksi begitu, Iswandi mengakui bahwa 72 persen dari tanah-tanah di Indonesia saat ini sedang sakit karena kekurangan bahan organik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia yang masih sangat tinggi.

"Peningkatan konsumsi pupuk dalam 5 tahun terakhir (2008-2015) Urea, NPK, SP 36, dan ZA itu meningkat terus, sehingga subsidi pupuk meningkat. Sekarang, saya dengar sudah di atas Rp 38 triliun yang terpotong karena COVID-19, sehingga petani yang kewalahan," ujarnya.

Iswandi mengingatakan, di era 1960-an tanah di Indonesia masih bagus alias kadar organiknya masih saat tinggi, sehingga dengan tambahan pupuk kimia pertumbuhan tanaman meloncot dua kali lipat.

"Tapi sifat manusia ingin mudahnya saja lebih memilih Urea atau SP saja daripada harus membawa pupuk organik begitu banyak, akhirnya pupuk organiknya ditinggalkanya, sehingga lama kelamaan tanahnya rusak," katanya.

Iswandi memberikan perbandingan, pada tahun 1930-1950 Pulau Jawa masih didominasi kadar bahan organik tanahnya masih sangat tinggi. Namun, pada tahun 1960-1970 sebagian besar kadar organiknya kurang dari 1 persen.

"Tahun 2010 makin jelek lagi. Jadi, tanah-tanah kita di Pulau Jawa yang terkenal dengan tanahnya yang subur, sekarang juga sudah pada rusak tidak gembur lagi," ungkap Iswandi.

 

Koordinator Kelompok Pupuk Pembenah Tanah Direktorat Pupuk dan Pestisida, Kementerian Pertanian (Kementan), Budi Hanafi menjelaskan, peredaran dan penggunaan pupuk harus mendapatkan pengawasan ketat, sehingga terjamin mutu dan efektivitas.

 

Pupuk yang diproduksi dan diedarkan di Indonesia untuK sektor pertanian harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM) dan pengguanaannya efektif untuk tanaman serta terdaftar di Kementan.

 

"Untuk menjamin mutu pupuk diterapkan standar mutu berdasarkan SNI, apabila belum ditetapkan SNI-nya maka digunakan PTM," kata Hanafi.

 

Berdasarkan Permentan Nomor 16/M-IDN/PER/2012 tentangPemberlakukan SNI Pupuk Anorgani Tunggal secara Wajib, bahwa pupuk KCldalam pemberlakuan wajib SNI. "Jadi KClSNI wajib. Pupuk KClitu yang telah terdaftar dan telah beredar wajib mengikuti SNI 02-2805-2005," turunya.

Maxim Bratchikov, Head of Promotion Uralkali, produsen pupuk potash (kalium) asal Rusia mengatakan, Rusia merupakan salah satu produsen KCl terbesar dunia dengan produksi mencapai 13,6 juta ton pada tahu 2020.

Sementara, Uralkali menjadi produsen utama dan terbesar KCl di Rusia dengan produksi sekitar 12,3 juta ton di tahun 2021 yang dipasok ke 70 negara di dunia.Pupuk KCl berfungsi meningkatkan retensi tanaman terhadap kekeringan, racun, dan hama, serta meningkatkan kualitas buah. Pemakaian KCl pada padi, lanjut Maxim, meningkatkan produksi bulir hingga 19 persen.

 

Try Surya A

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain