Foto: ist.
Pemerintah targetkan penyaluran KUR sebesar Rp26,8 triliun untuk pangan, Rp7,84 triliun untuk holtikultura, Rp20,3 triliun untuk perkebunan, dan Rp15,1 triliun untuk peternakan.
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Kementerian Pertanian berupaya untuk menyukseskan program pembangunan pertanian. Salah satu instruksi Presiden Joko Widodo agar pengembangan komoditas pertanian terus didalami tidak hanya dari segi pembiayaan, tetapi juga dari permintaan, pembelian, dan produksi.
Maka itu, pemerintah telah menaikkan kebijakan KUR tanpa agunan. Secara klaster, khusus sektor pertanian, pemerintah telah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp26,8 triliun untuk KUR pangan, Rp7,84 triliun untuk KUR holtikultura, Rp20,3 triliun untuk perkebunan, dan Rp15,1 triliun untuk peternakan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi berbagai harapan dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan sektor pertanian melalui dana kredit usaha rakyat (KUR).
Ia berharap dapat mendongkrak kinerja pertanian khususnya di tahun anggaran (TA) 2022 seiring dengan upaya penguatan produksi pangan, nilai tambah, dan daya saing produk pertanian tersebut.
"Kami selalu bersoal dengan anggaran. Oleh karena itu tadi ada kesepakatan kami bahwa anggaran Kementan 2022 harus bisa terakselerasi dengan daya produktifitas yang lebih baik melalui pemanfaatan kebijakan KUR yang digulirkan Bapak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk dimanfaatkan di bidang pertanian," ucapnya baru-baru ini.
Mentan juga meminta dalam menghadapi kondisi yang dinamis dengan ketidakpastian harga dan pasokan pangan dunia dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak hanya mengandalkan anggaran. Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan menyiapkan “Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Vol.3” dengan tema “Pemanfaatan KUR untuk Agribisnis”.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menegaskan akan memaksimalkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani sebagai pusat pembelajaran termasuk tentang pemanfaatan KUR untuk peningkatan agribisnis.
Tujuan utama pelatihan ini, kata Dedi, agar para petani mengerti dan memahami apa itu bagaimana memanfaatkan KUR untuk peningkatan usaha tani nya.
"Karena itu, semua penyuluh harus melakukan pendampingan secara maksimal agar petani mau dan mampu memanfaatkan dana dari KUR tersebut secara maksimal untuk mengembangkan agribisnisnya," tegas Dedi.
Ia menambahkan, akses KUR ini sebetulnya secara personal. Namun demikian untuk para petani, terutama para petani pemula, saya sudah menugaskan agar seluruh para penyuluh di seluruh pelosok tanah air untuk mendukung para petani dalam mendapatkan KUR, memanfaatkan KUR, mengembalikan KUR, sehingga agribisnis nya semakin berkembang .
Dedi menambahkan, untuk mengakses mendapatkan KUR, para petani bisa meminta bantuan Penyuluh di setiap desa itu ada binaan. "Misalnya satu penyuluh itu satu atau dua desa di pulau Jawa,tapi kalo luar pulau Jawa bisa sampai 5 desa," ujarnya.
Dalam pelatihan ini juga diberikan materi bagaimana caranya mengembalikan Dana KUR. "Tidak kalah penting bagaimana kita caranya mendapatkan keuntungan yang besar. Sehingga bisa melipatgandakan modal, me-scaling up segala usahanya jadi mudah menjadi pengusaha petani yang tangguh," sambungnya.
Sebagai informasi, pelatihan ini melibatkan petani, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (IKAMAJA), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Perhimpunan Penyuluh Pertanian (PERHIPTANI) dan insan pertanian lainnya yang akan dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BPPSDMP.
Pembukaan serentak dilakukan pada 24 Mei 2022 dan pelatihan dilaksanakan hingga tanggal 26 Mei 2022. Sedangkan pelaksanaan pelatihan akan dilaksanakan secara offline di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi dan akan di-relay di seluruh UPT lainnya dengan metode online dan offline.
Try Surya A